"Kita sih tidak masalah, tapi apa PKL-nya mau berjualan di tempat yang jauh dari akses jalan utama?" kata Camat Kramat Jati, Ucok Bangsawan kepada detikcom, Jumat (24/5/2013)
Ucok mengaku bersedia saja jika memang harus merelakan rumah dinasnya dibongkar dan berganti fungsi sebagai lahan PKL berjualan. Ia justru bersyukur karena itu akan mengurangi keluhan masyarakat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini Ucok memang menempati rumah dinasnya yang berada di Gang Dato Tonggara No 1, Kramat Jati, Jakarta Timur. Rumah tersebut memang berdekatan dengan kantor tempatnya bekerja namun, jika akan dipugar menjadi lahan PKL, ia agak pesimis melihat lokasinya yang kurang strategis.
"Lokasinya kan dalam gang dan mereka prinsipnya menjemput bola. Jadinya kurang strategis," terang Ucok.
Senada dengan Ucok, Camat Tambora, Jakarta Barat, M Isnawa Adji juga menyatakan dirinya tidak mempersoalkan jika rumah dinasnya harus beralih fungsi menjadi lahan jual PKL. Namun, lagi-lagi ia ragu PKL akan menyetujui ide tersebut.
"Saya sih tidak masalah, tapi luas lahannya kan hanya 150 meter persegi. Dan lokasinya juga di tengah pemukiman," kata M Isnawa Adji saat dihubungi.
Karena lahan yang tidak terlalu luas, ia mengusulkan jika pasca dibongkar, lahan tersebut lebih baik dijadikan taman interaksi warga saja.
"Kalau dijadikan taman interaksi warga kan lebih banyak fungsi. Masyarakat dan anak-anak bisa berkumpul dan bermain," usulnya.
Saat ini, Isnawa memang memilih menempati rumahnya sendiri dan menyilahkan wakil lurah Kali Anyer untuk menempati rumah dinas tersebut. Menurutnya, para camat dan lurah juga masih sedang mencari lahan kosong untuk dibeli oleh pemprov agar dibangun pasar terpadu untuk para pedagang.
"Kita masih disuruh cari lahan, lagi pula lebih baik Dinas Koperasi dan UKM memfungsikan pasar-pasar yang ada untuk mereka," jelasnya.
Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan akan membongkar beberapa rumah camat dan lurah Jakarta untuk dialihfungsikan sebagai lahan untuk para PKL berjualan. Ahok percaya para lurah dan camat, dengan remunerasi yang bagus di Jakarta, sudah memiliki rumah sendiri.
"Dia punya rumah sendiri. Ini DKI, bos. Camat lurahnya punya duit itu," imbuh pria asli Belitung Timur ini.
(rmd/rmd)