Salim Segaf Galau Melihat Kondisi PKS

Salim Segaf Galau Melihat Kondisi PKS

- detikNews
Rabu, 22 Mei 2013 08:47 WIB
Jakarta - Salim Segaf Al Jufri, anggota Majelis Syuro PKS, mengaku prihatin dengan kondisi partainya saat ini. Salim mengingatkan semua kader PKS kembali berpolitik bersih dan tidak berurusan dengan kasus korupsi.

detikcom berkesempatan mengobrol santai dengan Salim melalui saluran telepon, Selasa (21/5/2013). Berikut wawancara lengkap dengan Salim Segaf Al Jufri yang juga Menteri Sosial, terkait prahara yang menimpa PKS:

Selamat sore Pak Jufri, sehat? Apakah Bapak sebagai politikus senior dan anggota Majelis Syuro prihatin dengan kondisi PKS saat ini?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ya pasti semua kita prihatin. Itu kan pasti tidak bisa kita nafikkan.

Apakah Bapak punya pemikiran solusi menyelamatkan PKS agar tetap eksis di 2014?

Kalau saya sih sederhana. PKS komitmennya di AD/ART jelas. Jati diri PKS bersih, perduli, profesional, itu tidak bisa berubah. Jadi kalaupun kader PKS terkena masalah hukum itu masalah pribadi, walaupun asas praduga tak bersalah tetap. Bahasanya itu dipisahkan antara korporasi dan individu. Saya melihat sih masyarakat semakin cerdas memisahkan hal ini.

Terkait komitmen PKS berpolitik bersih, bagaimana terhadap kader PKS yang tersangkut hukum?

Partai ini kan juga bukan malaikat. PKS ini bersama dengan KPK lahir di era reformasi, kita punya komitmen membangun bangsa dan negara. Kalau ada kader berkaitan dengan hukum siapapun harus diproses. Kalau menjadi tersangka ya mundur, itu bukti nyata bahwa kita sendiri juga konsekuen.

Beberapa pengurus yang masih muda terkesan bersikap keras melawan KPK, apakah itu sikap PKS saat ini?

Sama sekali tidak. Itu individu. Kita sama sekali tidak seperti itu. KPK punya semangat seperti kita juga. Kalaupun muncul kesalahpahaman bisa diselesaikan dengan kekeluargaan dengan KPK. Sekali lagi itu individu, kalaupun individu itu sebenarnya nggak sulit diselesaikan.

Memang sikap PKS seperti apa terkait pemberantasan korupsi?

Jadi pada dasarnya PKS itu siap bergandengan tangan dengan siapapun. Titik temu lebih banyak daripada perbedaan dan itu di kaderisasi di PKS. KPK dengan bidangnya penegakan hukum memberantas korupsi sebagaimana kader PKS menjadi pemimpin bangsa ini mengisi di semua lini kehidupan ini. Ketika kolaborasi itu terjadi, insyaAllah bisa terwujud.

Kalau KPK kita harus bangga, bahkan PKS itu harus berupaya sedemikian rupa jangan sampai eksistensi KPK terganggu. Dan itu yang selama ini kita perjuangkan.

Jadi siapapun tersangka harus mundur, yang diperiksa harus kooperatif. AD/ART PKS menempatkan aturan umum sesuai aturan yang berlaku bersih dalam arti kata tidak akan bermain-main.

Sekarang ini sejumlah kader PKS mondar-mandir ke KPK, apakah mereka bisa dinonaktifkan demi penyelamatan partai?

Nggak bisa kalau itu kan saksi, kan masih proses peradilan

Apa Bapak masih optimis dengan kepemimpinan Anis Matta sebagai Presiden PKS saat ini?

InsyaAllah, kita berusaha. Saya melihat komitmen, kita harap seorang pemimpin melaksanakan jati diri PKS sendiri dan (Anis Matta) kan dipilih oleh Majelis Syuro.

Apakah Anis Matta bisa diganti di tengah jalan?

Tidak bisa karena karena diangkat oleh Majelis Syuro. Hanya proses hukum.

Belakangan banyak suara-suara meminta pembubaran PKS bagaimana tanggapannya, Pak?

Dari siapa ya? Yusuf Supendi? Saya kira dia punya masalah pribadi kemudian dikenakan sanksi. Jadi kalau terjadi perbedaan pada seseorang jadi seperti ini juga nggak sehat. Jangan dikaitkan korporasi. Kalau kita berbeda pendapat penyelesaiannya harus yang baik. Jangan segala sesuatu yang muncul emosi.

Sedikit tambahan pertanyaan Pak, apakah Bapak kenal Fathanah yang sekarang heboh dan aliran uangnya diduga ke banyak oknum PKS?

Saya tahu Fathanah, tahu gambarnya di televisi (tertawa). Mungkin Luthfi, temannya dulu di luar negeri. Saya nggak tahu.

Bapak kan piawai berbahasa Arab. Tahukan bapak artinya pushtun yang heboh setelah disebut di rekaman LHI?

Pushtun ya..heheh..itu suku. Suku Pushtun yang terkenal itu (cantik). Pushtun itu ada banyak di Pakistan, di Afghanistan, kalau di Eropa kalau ada di Jerman, kalau saya nggak salah ya.

(van/mpr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads