Labora memiliki perusahaan yang bergerak di bidang pendistribusian bahan bakar minyak di beberapa wilayah di Papua. "Dia punya perusahaan minyak dengan bendera Pertamina," kata Sutarman di NTMC Polri, Jl MT Haryono, Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa (21/5/2013).
Perusahaan yang dikelola personel Polres Raja Ampat berpangkat bintara tinggi itu mendapatkan kuota BBM dalam jumlah besar setiap bulannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perusahaan Labora menjual BBM subsidi tersebut ke beberapa pihak, dari mulai nelayan sampai dengan industri. Dia mengambil untung dari disparitas (selisih) harga BBM subsidi, Rp 4.500, dan ke non subsidi, Rp 9.500.
"Dia jual dengan mendapat keuntungan Rp 2 ribu. Si pembeli untung Rp 2 ribu. Sementara industri kurang dari seribu. Jadi, semuanya untung," kata Sutarman.
Berdasarkan penyelidikan Polri, diketahui Labora memiliki perusahaan yang menampung BBM. Perusahaan ini tersebar di berbagai kabupaten di Papua.
"Bahan bakar itu masuk ke PT DL-PT DL yang ada di beberapa kabupaten di Papua untuk akhir dari minyaknya," kata Sutarman.
"Tetapi, minyak yang tidak sah tadi itu yang harus kita ungkap," imbuhnya.
Saat ini Aiptu Labora berada di tahanan Polda Papua setelah tim gabungan Bareskrim Polri dan Polda Papua mencokoknya sesaat setelah keluar dari sekretariat Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) di Jl Tirtayasa, Jakarta Selatan, Sabtu (18/5).
(ahy/lh)