"Saya suka nasi goreng, mi goreng, juga nasi putih dan sayur-sayuran Indonesia," ujar Mikhail saat berjumpa di gedung BPK Rusia di Moskow, pertengahan Mei lalu.
Indonesia tak terpisahkan dari Mikhail. Bahasa Indonesianya lancar, jelas, jernih, dengan struktur sempurna dan kaya kosa kata. Tidak ada logat-logat unik khas orang asing yang biasa ditemukan saat dia bicara dengan bahasa selain bahasa ibunya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mendengar joke itu, Mikhail menjawab,"Saya sering ke Jakarta jadi tidak putih lagi."
Mikhail adalah Direktur Eksekutif Masyarakat Persahabatan Rusia-Indonesia. Dia juga Direktur Eksekutif Dewan Bisnis Rusia-Indonesia, selain Chairman dan CEO Geo Spectrum Group. "Saya belajar bahasa Indonesia sepanjang hidup saya," ujarnya saat ditanya berapa lama dia belajar bahasa Indonesia sehingga bisa sefasih itu.
Namun yang pasti, kehandalan bahasa Indonesianya bermula saat dia berdinas sebagai staf senior di Kantor Konselor Ekonomi Kedubes Rusia di Jakarta pada masa Uni Soviet tahun 1985-1990.
"Kalau saya ke Indonesia, saya tidak suka masakan Eropa," tambah pria tinggi besar kelahiran 1957 ini.
Anak-istri Mikhail juga cinta masakan Indonesia. "Keluarga saya pernah di Indonesia, mereka juga suka masakan Indonesia," cerita Mikhail yang melihat banyak perubahan di Indonesia ini.
Setelah kembali ke Rusia, cita rasa masakan Indonesia masih tetap lekat di lidah keluarga Mikhail. "Kami bahkan membawa rempah-rempah Indonesia."
Setelah perjumpaan di Moskow tersebut, Mikhail menemani ahli konstitusi yang juga Sekjen BPK Rusia Sergey M Shahray terbang ke Jakarta untuk bertemu dengan mitranya. Jangan lupa menikmati nasi goreng. Sedaap!
(nrl/nrl)