"Ya tentu kita bicarakan juga bagaimana secara bersama-sama menyelesaikannya," ujar Ketua CAPDI Jusuf Kalla usai acara makan malam bersama delegasi di rumah dinas Gubernur Sulawesi Selatan, Jalan Sam Ratulangi, Makassar, Minggu (19/5/2013).
JK mengatakan, CAPDI merupakan forum informal wadah dilakukannya lobi-lobi antara pemangku kepentingan dari negara-negara Asia dan Eropa dalam menyelesaikan persoalan konflik dan perdamaian. JK optimis forum CAPDI bisa menjembatani dan menjadi wadah dalam merumuskan rekonsiliasi terhadap sejumlah persoalan, terutama yang terjadi di regional Asia dan Asia Tenggara, seperti krisis laut China Selatan, kasus Filipina Selatan, krisis politik Thailand, krisis sosial Myanmar, dan krisis politik Malaysia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Iya (kecewa). Bagaimana sumbangan ini terhadap effort mereka yang tidak berhasil," ujar Makarim.
Menurut bekas dubes RI untuk PBB ini, isu global yang dihadapi dunia saat ini sangat banyak. Aktor-aktor negara dan organisasi internasional tidak cukup menghadapi sepihak, ataupun dengan kebijakan first track. Keterlibatan NGO internasional seperti CAPDI sangat diperlukan.
"Semua pemangku kepentingan harus turun. Karena itu di CAPDI, ada dari kalangan pemerintahan, civil society, akademisi, semua duduk bersama mengambil langkah-langkah," tuturnya.
CAPDI akan digelar pada Senin, 20 Mei 2013. Sebanyak 70 delegasi dari 18 negara Asia dan Eropa akan menghadiri konferensi yang bertema “Mobilizing Governments, Political Parties and Civil Societies to Promote Peace and Reconciliation and to Fight Climate Change in Asia” ini. Dua isu penting menjadi fokus konferensi ini adalah rekonsiliasi perdamaian dan perubahan iklim. Konferensi akan diakhiri dengan rekomendasi dalam bentuk Deklarasi Makassar.
(rmd/ahy)