"Meski begitu sekarang pihak tokoh masyarakat dan kapolres telah melakukan musyawarah, hasilnya Pengusuran atau ekskusi tanah kali ini dibatalkan sebagai ganti masyarakat harus membuka jalan dan dilanjutkan dengan dikusi dikantor walikota Jakarta Timur, setelah itu dilanjukan ke kantor Gubernur moga-moga bisa bertemu Jokowi," tutur Kasubag Humas Mapolres Jakarta Timur, Kompol Didik Haryadi saat ditemui di lokasi kejadian, Sabtu (18/5/2013).
Sejumlah kendaraan roda empat yang sempat digembosi bannya oleh warga kini telah dipompa kembali oleh anggota kepolisian dan TNI AD. Alhasil satu persatu kendaraan tersebut telah meninggalkan lokasi kejadian bersama dengan bus TransJ yang mulai meninggalkan lokasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Didi menjelaskan harusnya pada hari ini Satpol PP akan menggusur bangunan milik warga yang berdiri di atas tanah seluas 1.000 meter persegi. Namun karena merasa memiliki warga menolak untuk digusur.
"Kurang lebih 80 KK. Masalahnya dikarenakan yang punya tanah mau mengunakannya, tapi yang yang sekarang itu mereka (warga Klender-red) sudah merasa menyewa jadi mereka tidak mau meninggalkan karena sudah merasa membayar," jelasnya.
Didik mengatakan awalnya petugas satpol PP hendak menertibkan bangunan liar di sekitar Jalan I Gusti Ngurah Rai. Sebelumnya aparat kepolisian bersama dengan anggota satpol PP telah melakukan apel.
"Pada saat itu masyarakat mulai memblokir jalan kendaraan. dengan mengempesin ban busways sehingga arus jalan ditutup kedua arah," tandas Didik.
(edo/gah)