Aksi dimulai setengah jam sebelum kedatangan pria yang akrab dipanggil Ical tersebut. Diawali pukul 09.00 WIB oleh kelompok mahasiswa dari BEM KM Undip, mereka berjalan menuju depan gedung Prof Soedarto dengan berorasi.
"Sudah 7 tahun namun persoalan belum selesai. Mungkin pak Ical memang sudah tua dan lupa, maka kami mengingatkan. Pak, jangan lupa kasus lumpur Lapindo," kata Presiden BEM KM, Mohd Najibullah, di depan gedung Prof Soedarto Undip, Semarang, Jumat (17/5/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jangan maju jadi presiden kalau masih punya hutang". Terpaut 15 menit, sejumlah mahasiswa dari BEM Fisip Undip bergabung untuk melakukan aksi.
Pukul 09.30 WIB, rombongan mobil Ical memasuki gedung Prof Soedarto, mahasiswa pun merapat ke mobil-mobil tersebut sampai ke pintu gerbang. Mereka lalu melakukan aksi teatrikal dengan menabur bunga kepada mahasiswa yang berlumuran lumpur.
"Sebelum jadi presiden, lebih baik Ical menjadi bupati Sidoarjo dulu. Selesaikan masalah di sana," tegas Najibullah.
Salah satu perwakilan kemudian masuk ke dalam gedung untuk meminta Ical menemui mahasiswa. Namun dari pihak Ical mengajukan perwakilan untuk menemui mahasiswa. Sempat terjadi debat antara pria dari 'utusan' Ical dan mahasiswa terkait Lapindo.
"Pak Ical siap berdialog untuk masalah Lapindo karena mungkin ada ketidaktahuan. Ada 3 yang memegang saham Lapindo. Di pengadilan juga sudah menyatakan kalau itu bencana," kata pria berkemeja putih dari bidang komunikasi tim ARB (Abu Rizal Bakrie).
Saat ini, mahasiswa masih berdiri di luar gedung Prof Soedarto, sementara Ical mengisi kuliah umum yang dihadiri ratusan mahasiswa dari 11 fakultas di Undip.
(alg/try)