Aksi Terorisme Separatis di Uni Eropa Meningkat

Laporan dari Den Haag

Aksi Terorisme Separatis di Uni Eropa Meningkat

- detikNews
Jumat, 17 Mei 2013 01:28 WIB
Dubes Havas Oegroseno
Den Haag - Jumlah aksi terorisme separatis di Uni Eropa semakin meningkat. Diperoleh data bahwa jumlah aksi terorisme separatis yang dilakukan di wilayah ini meningkat dari 110 di tahun 2012 menjadi 167 di tahun 2013.

Demikian publikasi terkini dari European Police Office (Europol), yakni EU Terrorism and Situation Report (TE-SAT) 2013 yang berisi laporan mengenai ancaman terorisme tahun 2012.

Laporan tersebut disampaikan pada kunjungan Duta Besar RI Arif Havas Oegroseno selaku Kooordinator ASEAN Brussels Committee dan para Duta Besar negara-negara ASEAN untuk Uni Eropa ke markas besar kepolisian Uni Eropa di Den Haag, Rabu (15/5/2013).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tujuan dari kunjungan menurut keterangan Konselor Pensosbud dan Diplomasi Publik Riaz J.P. Saehu kepada detikcom adalah untuk membuka dialog dan melihat peluang kerjasama antara Europol dengan ASEANAPOL, maupun penjajakan kemungkinan kerjasama dengan masing-masing negara-negara anggota ASEAN.

Selain meningkat dari sisi kuantitas serangan, laporan tersebut juga menjelaskan bahwa jumlah orang yang ditahan terkait aksi separatisme tahun 2013 menjadi 257 atau meningkat dibandingkan tahun 2012 sebanyak 110.

Adapun negara dengan jumlah aksi terorisme separatis tertinggi adalah Perancis (125 serangan), diikuti oleh Spanyol (54 serangan), Inggris (24 serangan) dan Italia (11 serangan).

Di Uni Eropa, terorisme separatis merupakan salah satu bentuk terorisme di mana negara-negara anggota UE mendefinisikan terorisme sebagai tindakan yang bertujuan untuk mengintimidasi masyarakat, memaksa negara untuk menuruti kemauan pelaku, dan atau merusak struktur sosial, ekonomi, konstitusi, dan politik dari sebuah negara atau organisasi internasional.

Adapun kelompok separatis yang mendapat perhatian utama dari Europol adalah ETA (Spanyol), Resistencia Galega (Spanyol), Real Irish Republican Army (Irlandia), ONH/Warriors of Ireland (Irlandia), Continuity Irish Republican Army (Irlandia), National Liberation Front of Corsica (Prancis), Kurdistan Workers Party (Irak), dan Liberation Tigers of Tamil Eelam (Sri Lanka).

Yang menarik dari laporan Europol adalah masuknya kegiatan Liberation Tigers of Tamil Eelam (LTTE) dari Sri Lanka sebagai suatu organisasi separatisme yang juga dipantau oleh Europol.

Meskipun LTTE tidak melakukan aksi terorisme di Uni Eropa, namun Europol memperhatikan kegiatan organisasi tersebut, khususnya terkait dengan dukungan pihak-pihak tertentu di Uni Eropa terhadap organisasi tersebut termasuk dampaknya di Uni Eropa.

Europol menilai Faksi LTTE telah secara aktif mencari dukungan baik dalam hal keuangan, logistik, maupun propaganda. LTTE juga dicurigai melakukan diseminasi propaganda melalui radio, stasiun TV, dan berbagai website.

Negara-negara Uni Eropa juga sedang melakukan investigasi terkait kegiatan LTTE di Uni Eropa.


(es/es)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads