
Patroli polisi ditingkatkan menyusul diumumkannya keadaan gawat darurat di Nigeria.
Presiden Nigeria, Goodluck Jonathan, menyatakan keadaan darurat di tiga negara bagian menyusul terjadinya serangkaian serangan kelompok militan Islam.
Dia menambahkan militer akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk mengakhiri keleluasaan kelompok pemberontak dan teroris di Borno, Adamawa, dan Yobe yang terletak di bagian timur laut Nigeria.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jonathan juga memerintahkan untuk mengirim lebih banyak pasukan ke negara-negara bagian tersebut.
Militan Islam dari kelompok Boko Haram dituduh bertanggung jawab atas sebagian besar kekerasan yang sudah menewaskan sekitar 2.000 orang sejak tahun 2010.
Kelompok Islam -yang dalam bahasa setempat Hausa berarti pendidikan Barat dilarang- berjuang untuk menggulingkan pemerintahan dan membentuk sebuah negara Islam.
Tekad untuk memburu
Merujuk pada serangan terhadap gedung-gedung pemerintah dan pembunuhan terhadap pejabat dan warga sipil lainnya, Presiden Jonathan menyatakan tindakan itu berarti deklarasi perang.
"Kami akan memburu mereka, kami akan memancing mereka ke luar, dan kami akan membawa mereka ke pengadilan," tegas presiden.
"Sudah beberapa bagian utara negara Borno diambil alih oleh kelompok-kelompok yang setia kepada bendera yang berbeda dari Nigeria."
Wartawan BBC Will Ross di Lagos mengatakan bukan pertama kalinya Presiden Jonathan telah mengumumkan keadaan darurat, namun kali ini dilihat sebagai pengakuan yang jelas akan ancaman dari militan Islam.
Nigeria adalah negara berpenduduk beragam etnis dengan populasi 160 juta orang, yang sering dilanda sejumlah konflik terkait tanah, agama, dan minyak.
Dalam kekerasan sebelumnya, 53 orang tewas akibat rangkaian serangan yang diatur kelompok Boko Haram di Bama, negara bagian Borno.
Sekitar 200 anggota Boko Haram, Selasa 8 Mei, membakar barak-barak militer serta gedung pemerintah hingga rata dengan tanah .
(bbc/bbc)