"Pemboman terakhir di Boston Marathon dan sejumlah tempat lainnya di dunia mengingatkan kita bahwa radikalisme dan terorisme terus berlanjut," ujar SBY dalam sambutannya di Hotel Sultan, Jakarta, Senin (13/5/2013).
SBY mengatakan aksi kekerasan itu menjadi pengingat komunitas intelijen bahwa sangat penting untuk mendukung mekanisme formal iradikalisme teroris. "Termasuk di sini masih banyak tantangan bagi perdamaian dan keamanan internasional yang membutuhkan keterlibatan, masukan dan pemikiran dari militer sebagaimana warga sipil dan pembuat kebijakan," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita mampu membangun bangsa melalui kerja sama tim dan permainan yang adil," ungkapnya.
Presiden SBY sendiri dalam sambutan menyampaikan apresiasinya atas penunjukkan Indonesia sebagai tuan rumah. Kongres ke-68 ini akan memberikan CISM pendengar yang lebih besar untuk mendengarkan pesan perdamaian dan persahabatan melalui olahraga global.
Pada kesempatan ini, Presiden SBY mendapatkan penghargaan 'The Order Merit of Grand Cordon' atas citra positif, sekaligus peran aktif Indonesia dalam, hal ini TNI, dalam mendukung organisasi CISM.
"Saya akan mendedikasikan penghargaan ini untuk pengembangan, perluasan, dan promosi kerja sama antar angkatan bersenjata di seluruh dunia, terutama di bidang olahraga," kata Presiden SBY.
Pembukaan Kongres ke-68 CISM ditandai dengan pemukulan gong oleh Presiden SBY, didampingi Menhan Purnomo Yusgiantoro, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, dan Presiden CISM Kolonel Kalbaba Malboum.
Kongres ke-68 CISM bertemakan 'Persahabatan Melalui Olahraga' ini digelar untuk merumuskan dan menetapkan rencana strategis dan program tahunan, serta empat tahunan. Kini, CISM menjadi wadah pertemuan dan persahabatan angkatan bersenjata dari 133 negara anggota, termasuk TNI yang pada 14 April 2010 telah dikukuhkan menjadi anggota ke-13 CSIM.
(mpr/mok)