Meski tidak menemukan bahan peledak, personel Densus 88 Antiteror dan Polrestabes Bandung menyita sejumlah barang bukti di dalam satu kamar yang disewa Budi dan Maksum di Gang Mawar IV, RT 1 RW 7, Kelurahan Campaka, Kecamatan Andir, Kota Bandung.
"Belum tentu (menyerang bandara). Masih perlu kami analisa," jelas Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Abdul Rakhman Baso di Mapolrestabes Bandung, Senin (13/5/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Barang bukti disita dari kamar Budi dan Maksum berupa tiga nopol R2, terminal kabel atau switching, sembilan ponsel berbagai merek, dua buah holster (sarung) senpi, dua charger, dua masker wajah, satu belati, dan empat golok.
"Barbuk tersebut merupakan sarana untuk melakukan aksi teror. Nantinya barbuk ini dibawa Mabes Polri," jelas Abdul.
Pascapenggerebekan teroris di Cigondewah Hilir, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung, polisi menggeledah tiga tempat di wilayah Bandung Raya. Yakni indekos di Jalan Arum Sari VII Kelurahan Babakan Sari, Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung, satu ruko di Melong, Kota Cimahi, dan kamar kontrakan di Andir, Kota Bandung. Ketiga tempat itu dijadikan aktivitas teroris sebelum digerebek. Namun begitu Mabes Polri belum mengungkap target atau sasaran kelompok teroris jaringan Poso ini di Bandung Raya.
Densus 88 Antiteror terlibat baku tembak dan mendapat perlawanan sengit selama 7 jam dari para terduga teroris di sebuah rumah kontrakan, Cigondewah, RT 2 RW 8, Kampung Batu Rengat, Desa Cigondewah Hilir, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (8/5/2013). Insiden ini menewaskan tiga teroris yakni Budi Syarif alias Angga, Sarene, dan Jonet. Salah satu terduga teroris lainnya, Haris, ditangkap hidup-hidup lantaran ketahuan bersembunyi di kamar mandi depan rumah kontrakan tempat 3 orang tersebut ditembak mati.
Sejumlah tempat persembunyian tersebut terungkap setelah Densus 88 menciduk salah satu terduga teroris, Wiliam Maksum, di Cipacing, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.
(bbn/try)