Suryani adalah seorang pemijat/terapis di jaringan salon spa nomor satu di Rusia, 7Krosak (7 Warna). Di Moskow, salon ini punya 17 cabang dengan pijat Bali dan Thai sebagai dagangan utama. Untuk menjaga kemurnian pijatan, 7Krasok mendatangkan pemijat asli dari kedua wilayah tersebut.
Di 7Krasok, pemijat memiliki 4 jenjang, yaitu diploma, top diploma, master dan grandmaster. "Grandmaster di Moskow ada 3 orang, yang 1 orang di kota lain," kata Suryani di sela-sela jam kerjanya kepada sejumlah wartawan Indonesia yang hadir atas undangan KBRI Moskow. Suryani dijumpai di salah satu cabang 7Krasok Spa Salon, Jl Arbat Baru, Moskow, Minggu (12/3/2013). Ruang terapi di salon itu remang-remang dan harum aromaterapi khas Bali yang menenangkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai grandmaster, gaji Suryani sekitar US$ 1.500/bulan. Bila ditambah bonus per treatment dan tip, sekitar US$ 3.000 bisa masuk kantongnya. Tentunya bukan angka yang sedikit.
Suryani yang berusia sekitar 40-an tahun sekarang nyaris 7 tahun bekerja di 7Krasok. Putrinya yang berusia 12 tahun dia tinggalkan di Bali bersama suami yang bekerja di sebuah wedding organizer.
Dunia memijat bukan hal asing bagi perempuan yang oleh pelanggannya dipanggil Surya ini. Selama di Bali, dia telah bekerja sebagai pemijat di sebuah hotel internasional juga. Ketika ada kesempatan bekerja di luar negeri, dia tak menyia-nyiakannya. "Yah.. kalau tetap di rumah (Bali) keadaannya begitu-begitu saja," alasannya.
Suryani kerasan bekerja di 7Krasok karena perusahaan itu memberikan jaminan kesejahteraan. Misalnya saja gaji yang setiap tahun ada peningkatan, asuransi kesehatan dan kematian, libur untuk ikut upacara 17 Agustus di KBRI Moskow, Nyepi dan Galungan, juga tiket mudik sekali setiap tahun. Dia juga mendapat fasilitas apartemen dan bahan pokok (beras). Sedang lauk pauk beli sendiri.
"Sebelum saya bekerja di sini, tentu saja saya juga mempelajari kontrak kerja yang disodorkan," ungkapnya.
Tarif pijat satu jam di 7Krasok sekitar US$ 100 dengan lama treatment berkisar 1-4 jam. Dengan harga setinggi itu bisa ditebak hanya kalangan berduit saja yang bisa menikmati pijatan ala Bali.
"Pelanggan yang datang banyak yang dari pengusaha dan juga artis terkenal," ujar Suryani yang murah senyum ini.
Pemijat dari Bali menjadi favorit pelanggan maupun pemilik 7Krasok. Ini karena mereka memiliki pijatan bagus, etos kerja tinggi, sabar, ramah dan bisa berbahasa Inggris. Kualitas ini lebih mumpuni dibandingkan pemijat dari Thailand. Dan kualitas ini menyebabkan pelanggan royal memberi tip kepada mereka.
Lalu selama bekerja di ruang terapi, apakah ada tamu yang coba-coba iseng? Suryani tidak menampiknya, tapi tentu saja dia telah lihai untuk menangkisnya.
"Itu normal. Di mana-mana sesekali ada yang seperti itu (iseng), di Bali saja ada. Itu manusiawi. Tapi kita punya standar," jawabnya.
Selain Suryani, masih ada sejumlah orang Bali yang bekerja di 7Krasok. Misalnya saja Ni Komang Kertiyani (38). Perempuan asal Karangasem ini memiliki name tag Kerti. Mereka sengaja mendapat nama pendek agar pelanggan mudah mengingatnya.
"Kita enjoy di sini, tidak dikekang, bebas. Mau piknik silakan, asal pekerjaan sudah beres," ungkap Kerti.
Ada juga Kade asal Gianyar. Telah bekerja selama 5 tahun, dia kini menyandang gelar master.
Tentu tak selamanya Suryani dkk akan menjadi pemijat di Rusia. Bila tabungan telah terkumpul, Suryani ingin membangun perusahaan wedding organizer sendiri di kampung halaman bersama sang suami.
KBRI Moskow mencatat sekitar 140 pemijat dari Bali yang bekerja di sejumlah salon-salon spa di Rusia. KBRI juga mencatat manajemen 7Krosak memperlakukan pekerja dari Indonesia dengan baik, seperti selalu melaporkan bila ada karyawan baru dan tidak merahasiakan kontrak kerja.
(nrl/fjp)