Pakar Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU), Yenti Garnasih, menyebutkan langkah pertama yang paling sederhana adalah dengan mengklarifikasi uang yang akan diterima dari seseorang. Ini merupakan pijakan semangat antikorupsi dalam menolak segala sesuatu yang tidak jelas asal muasalnya.
"Harus diklarifikasi dari mana (uang) itu didapat. Jangan sampai membabi buta menerima tapi belakangnya dia akan berhadapan dengan hukum," kata Yenti saat berbincang dengan detikcom, Sabtu (11/5/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kasus seorang istri bandar angkot yang nyambi menjadi otak peredaran sabu di Surabaya, Bali, dan NTB, bisa menjadi contoh bagaimana peran keterbukaan suami-istri mengenai penghasilannya.
Dalam kasus tersebut rekening istri dijadikan sebagai tempat untuk menyimpan duit hasil dari transaksi narkotika. Lagi-lagi, sang istri tidak sadar bila uang yang selama itu dia simpan berasal dari narkotika.
"Harus tahu pekerjaan suami, berapa penghasilannya. Sehingga tahu betul uang yang diterimanya, hidup cukup dari penghasilan yang benar saja. Kalau tidak jelas dan sepetti itu maka risiko yang akan dihadapinya," jelas Yenti.
Berkaca dari beberapa kasus yang ditangani BNN dan KPK terkait pencucian uang, Yenti menilai tidak sampainya sosialisasi ke masyarakat tentang bahaya pencucian uang baik itu si pemberi atau pun penerima.
"Kalau masyarakat belum tahu mengenai bahaya tersebut, artinya sosialisai mengenai bahaya pencucian uang belum sampai ke masyarakat," ujarnya.
Vitalia Shesya, Ayu Azhari, dan beberapa perempuan lainnya menerima aliran dana dari Fathanah. Mereka ada yang sudah mengembalikan dan ada juga yang hartanya disita KPK.
"Sejauh ini, hasil pemeriksaan mereka tidak ada kesengajaan untuk melindungi. Mereka tidak tahu asal usul uang itu," kata juru bicara KPK Johan Budi saat dikonfirmasi detikcom, Jumat (10/5/2013).
Johan menjelaskan, pengakuan Fathanah, perempuan itu adalah temannya. Uang itu juga, berdasarkan pengakuan diberikan untuk hubungan bisnis, manggung, dan sebagai teman.
"Mereka juga tidak menanyakan dari mana uang itu," tuturnya.
(ahy/ahy)