"Pertempuran tersebut adalah tentang pilihan mengerikan yang dibuat rezim Assad dengan kesediaannya untuk membunuh di manapun juga... menggunakan gas, yang kami yakin ada bukti kuat soal penggunaan gas tersebut," kata Kerry seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (11/5/2013).
Sebelumnya, pemerintah Turki dan Inggris juga mengklaim bahwa rezim Presiden Bashar al-Assad menggunakan senjata kimia dalam memerangi para pemberontak Suriah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, Gedung Putih menyebutkan bahwa penggunaan senjata kimia di Suriah merupakan "garis merah" yang bisa memicu kemungkinan intervensi militer.
"Jelas bahwa rezim itu telah menggunakan senjata kimia dan rudal-rudal," tutur Erdogan tanpa menjelaskan lebih detail mengenai kapan atau di mana senjata kimia itu digunakan.
Rezim Assad telah berulang kali menegaskan pihaknya tak akan menggunakan senjata kimia. Damaskus bahkan menuding para pemberontak Suriah telah menggunakan senjata mematikan tersebut.
Pada 10 Mei lalu, Komisi Penyelidikan Internasional Independen PBB soal Suriah menyatakan, pihaknya memiliki "kecurigaan kuat, konkrit" bahwa senjata kimia telah digunakan oleh para pemberontak di Suriah.
Menurut seorang anggota komisi tersebut, Carla Del Ponte, para penyelidik PBB mengumpulkan informasi dari orang-orang yang terluka dalam konflik Suriah serta dari paramedis. Dari informasi itu diketahui, para pemberontak telah menggunakan gas sarin, yang berdasarkan Resolusi PBB 687 digolongkan sebagai senjata pemusnah massal.
(ita/ita)