"Harus jelas koruptor yang mana, dan di rutan yang mana. Kalau misal ada terbukti ya sampaikan kepada kami siapa dan di mana," kata Humas Ditjen Pemasyarakatan Kemenkum HAM, Akbar Hadi Prabowo, kepada detikcom, Kamis (9/5/2013).
Menurutnya, tidak bisa melemparkan pernyataan tanpa bukti, karena bisa berdampak pada kinerja petugas di lapas-lapas. Terutama mereka yang menjaga napi koruptor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita sedang giat-giatnya untuk berantas hal-hal yang tak diinginkan di Lapas, banyak juga bukti contoh yang gara-gara lalai sudah kita beri sanksi," lanjut Akbar.
Ia menuturkan, saat ini petugasnya di lapas sudah berupaya maksimal menjalankan tugasnya untuk memastikan tak ada perlakuan istimewa bagi narapidana.
"Statement (Abraham) ini secara psikologi bisa mempengaruhi petugas di lapangan, karena selama ini petugas sudah maksimal," ucap Akbar.
Sebelumnya dalam sebuah diskusi, Abraham Samad melontarkan bahwa para narapidana koruptor tak pernah ada yang tidur di lapas. Mereka pulang pada malam hari dan kembali pagi harinya.
"Ya kalian jalan-jalan ke Lapas-lapas itu. Banyaklah. Tongkrongin di depan itu kalau malam, habis salat Maghrib banyak yang keluar. Mereka pulang ke rumah, jadi mereka tidak pernah tidur di lapas. Pokoknya datengin aja semua, nanti ketemu," kata Abraham, di Hotel Borobudur, Jakpsu siang tadi.
Abraham menuturkan pernyataannya bisa dipertanggungjawabkan. Karena banyak modus koruptor untuk menghindari tidur di LP. "Insya Allah, kan anda lihat ada upaya-upaya misal pura-pura sakit, ke luar LP. Itukan salah satu modus, belum lagi modus-mudus lain," katanya.
Lalu kapan para koruptor akan kembali ke LP? "Kalau subuh balik lagi, karena mau apel pagi," jelas Abraham.
(iqb/van)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini