Keringat Ekstra dari Para Pekerja Demi Masjid Al Futuwwah

Keringat Ekstra dari Para Pekerja Demi Masjid Al Futuwwah

- detikNews
Kamis, 09 Mei 2013 16:36 WIB
Pekerja tengah memanggul semen (Khabibi/detikcom)
Jakarta - Beberapa pekerja tampak mondar-mandir memanggul semen menuju Masjid Jami' Al Futuwwah. Peluh dari para pekerja bangunan itu jelas terlihat mengucur deras dari tubuh mereka. Orang-orang itu harus bolak balik dengan membawa satu kantong semen dari pinggir jalan yang berjarak sekitar 100 meter menuju masjid.

Perjuangan lebih harus mereka lakukan hanya untuk sekedar memindahkan bahan material bangunan dari truk pengangkut ke halaman masjid. Tidak ada jalan yang bisa dilewati truk di tempat ini.

Alih-alih truk, bahkan sepeda motor saja harus bersusah payah untuk dapat melewati jalan sempit itu. Jalan sempit menjadi satu-satunya akses menuju ke masjid yang juga dijadikan sebagai asrama anak-anak yatim piatu dan dhuafa ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pagar beton setinggi 2 meter dibangun mengelilingi tanah seluas 3.000 meter persegi yang tepat berada di depan masjid. Pagar beton menutup 2 dari 3 jalan yang selama ini bisa digunakan untuk menuju ke masjid yang berlokasi di RT 2 RW 10 Cipete Utara, Jakarta Selatan ini.

"Capek si capek tapi ya kita harus gini bolak balik membawa material," ujar asep salah satu pekerja saat ditemui detikcom, Rabu (7/5/2013).

Asep menambahkan bahwa beberapa waktu yang lalu para pekerja pernah memindahkan besi dengan cara dilewatkan bagian atas pagar beton. Hal itu dimaksudkan agar menghemat waktu dan tenaga. Akan tetapi yang terjadi adalah mereka ditegur dan dimarahi oleh mandor dari pemilik tanah di depan masjid. Akhirnya mereka harus kembali bolak balik membawa material .

Masjid Jami' Al Futuwwah terletak tidak jauh dari kawasan elite Kemang Vilage dan Lippo Mall Kemang. Masjid yang juga asrama anak-anak yatim piatu ini menjadi terisolir karena pembangunan pagar beton yang mengelilingi area masjid. Pagar beton yang dibangun melenyapkan 2 akses jalan menuju masjid. Saat ini hanya tersisa satu jalan selebar 1,5 meter yang menjadi akses utama jamaah.

Tawaran tukar guling yang diajukan pengembang ditolak pihak pengurus yayasan. PT. FIM Jasa Eka Tama akan membangunkan jalan asalkan pengurus masjid mau memenuhi beberapa persyaratan.

"Kami dengan senang hati akan membuatkan jalan untuk masjid, tetapi pengurus masjid menolak tawaran dari kami," ungkap Ichsan Thalib selaku direktur dari PT. FIM Jasa Eka Tama saat dihubungi detikcom.

(gah/gah)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads