Masjid Al Futuwwah 'Terpenjara', Jamaah Butuh Tenaga Ekstra

Masjid Al Futuwwah 'Terpenjara', Jamaah Butuh Tenaga Ekstra

- detikNews
Kamis, 09 Mei 2013 15:56 WIB
Butuh usaha ektra ke Masjid Al Futuwwah (Khabibi/ detikcom)
Jakarta - Azan telah berkumandang dari Masjid Al Futuwwa , tanda waktu salat Zuhur tiba. Terlihat segelintir orang berjalan cepat menuju masjid yang terkepung tembok beton itu. Sejak beberapa bulan yang lalu pendatang di masjid yang ada di Cipete utara itu semakin menurun.

Dari kejauhan terlihat seorang bapak bersarung sedang memarkirkan sepeda motornya jauh dari masjid. Sekarang tidak ada kendaraan yang bisa mendekat ke area yang juga menjadi tempat tinggal 300 anak yatim piatu dan dhuafa itu. Jalan menuju masjid yang semula ada 3, kini hanya bersisa satu jalan selebar 1,5 meter saja.

"Ya susah lah kita, mau beribadah saja kita dihalang-halangi pagar beton," ujat Deni salah satu jamaah Masjid Jami' Al Futuwwah saat ditemui menjelang salat Zuhur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tidak berbeda jauh dengan Deni, Said yang juga jamaah masjid merasakan kesulitan untuk sekedar pergi salat berjamaah. Padahal rumahnya hanya berjarak tidak sampai 100 meter dari masjid.

Beberapa bagian jalan sepanjang 200 meter itu hanya bisa dilewati satu orang saja. Jamaah yang bermukim di sebelah utara masjid, harus mengeluarkan tenaga dua kali lipat. Mereka harus berjalan memutar di daerah yang tidak jauh dari kawasan elite Kemang Village dan Lippo Mall Kemang itu.

"Memang paska pembangunan pagar keliling ini jamaah kami berkurang. Kami memaklumi karena memang jalan menuju masjid yang sulit dan tidak bisa dilewati kendaraan," ujar Muhammad Sanwani Naim ketua pengurus yayasan Masjid Jami' Al Futuwwah saat berbincang dengan detikcom, Rabu (7/5/2013).

Masjid Jami' Al Futuwwah yang berlokasi di RT 02 RW 10 Cipete utara, Jakarta Selatan menjadi terisolir karena akses jalan menuju masjid yang tertutup. Pagar beton kokoh setinggi 2 meter dibangun di sekeliling masjid. Tembok kokoh itu telah mengambil keleluasaan para jamaah berjalan untuk beribadah bersama.

PT.FIM Jasa Eka Tama membeli tanah seluas 3.000 meter persegi tepat di depan masjid. Saat ini Perusahaan membangun pagar beton keliling sebagai pembatas tanah milik perusahaan dan milik masjid. Pagar beton itu hanya menyisakan satu jalan selebar 1,5 meter.

Pihak pengembang menolak jika disebut sebagai pihak yang mengisolir tempat ibadah itu. Direktur perusahaan menerangkan jika mereka pernah menawarkan untuk membangunkan jalan, tetapi ditolak pihak pengurus yayasan.

"Kami itu mau membangunkan jalan, tapi pihak yayasan masjid yang tidak mau. Kami akan beri tanah gratis untuk jalan," ungkap Ichsan Thalib, direktur PT. FIM Jasa Eka Tama saat dihubungi detikcom, Rabu (7/5/2013).


(gah/gah)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads