Adit (20) warga Serpong, mengaku kecewa karena harus mengeluarkan kocek lebih banyak untuk menuju tempat kerjanya. "Keberatan karena biasanya saya pakai ekonomi, tapi pagi ini saya terpaksa naik commuter line," kata Adit.
Adit mengatakan, setiap harinya dia hanya perlu mengeluarkan Rp 1.500 untuk mencapai tempat kerjanya. Nah, sejak kereta ekonomi dihapus pengeluaran Adit menjadi lebih banyak. "Kalau dulu naik ekonomi cuma Rp 1.500, sedangkan sekarang pakai Commuter Line Rp 8.000, kan lebih mahal," ungkapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau yang kerja kantoran enak, kalau kayak saya yang pedagang jadi susah, karena naik ekonomi dan sekarang naik commuter yang lebih mahal," ungkapnya.
Berbeda dengan Jely dan Adit, Mahdum (30) seorang PNS dinas P2B Pemprov DKI Jakarta mengaku tidak keberatan. Alasannya karena yang dilakukan PT KAI sudah tepat. Meski demikian dia tetap meminta PT KAI melakukan perbaikan di segi pelayanan.
"Misalnya penambahan kapasitas, dan menambah loket biar antreannya tidak panjang," Mahdum.
(rvk/try)