Trotoar di Kawasan Kuningan Pun Tak Lagi Nyaman & Aman

Trotoar di Kawasan Kuningan Pun Tak Lagi Nyaman & Aman

- detikNews
Senin, 06 Mei 2013 13:53 WIB
Kondisi trotoar di kawasan Kuningan. (foto:pembaca detikcom)
Jakarta - Kondisi pedestrian atau trotoar di Jakarta memang sangat memprihatinkan. Hak-hak pejalan kaki banyak terampas karena kondisinya yang tidak nyaman dan aman lagi.

Mulai dari sering diserobot pengendara motor, dipakai berjualan kaki lima, hingga kondisi rusak tak terawat. Sehingga tidak jarang kondisi trotoar yang mengkhawatirkan justru menjadi ancaman bagi keselamatan para pejalan kaki.

Dua pembaca detikcom memberikan testimoni bagaimana rusaknya trotoar di Jakarta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pembaca detikcom yang bekerja di kawasan Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Wiwin Yulius menceritakan betapa rusaknya kondisi trotoar di kawasan yang menjadi salah satu pusat perkantoran di Ibukota. Trotoar yang dimaksudnya adalah yang berada di depan Kedutaan Besar Belanda, Jalan HR Rasuna Said hingga ke Traffic Light Kuningan, Jalan Gatot Subroto.

Wiwin memberikan 3 gambar kondisi trotoar yang biasa dilaluinya. Gambar 1, kondisi trotoar tepat di depan Kedubes Belanda. Gambar 2, kondisi trotoar dekat lampu merah Kuningan, dan gambar ketiga kondisi trotoar dari lampu merah Kuningan hingga ke arah Balai Kartini.

"No 1 masih tertata dengan baik, tapi kalau kita melangkah nggak jauh dari situ, maka akan banyak manhole provider (No 2), yang kalau hujan, menghambat arah air ke saluran di kanannya karena banyak paralon dan tidak di-conblock," tutur Wiwin, dalam surat elektroniknya kepada detikcom, Senin (6/5/2013).

"No 3 yang paling parah, paralon dibiarkan di atas tanah, tidak ditanam. Dan jalur itu adalah yang banyak pejalan kakinya," cetusnya.

Pembaca detikcom yang lainnya, Sandi Soenarso menceritakan pengalamannya saat di trotoar.

"Saya biasa berjalan kaki setelah turun dari busTransj arah Raguanan di halte Departemen Pertanian. Kemudian saya berjalan kaki di sepanjang Jl TB Simatupang untuk meraih Jalan Kebagusan Raya," kata Sandi Soenarso.

Tidak jarang Sandi harus adu mulut dengan beberapa pemotor yang menyerobot jalur trotoarnya.

"Seringkali mereka membunyikan klaksonnya menyuruh saya minggir, tapi saya tidak pernah mau minggir, malah saya memperlambat jalan. Sehingga akhirnya mereka terpaksa harus menunggu saya berjalan. Pernah lagi saya disuruh turun ke rumput karena motor tersebut mau lewat, lalu saya bilang 'Mas saja yang turun ke rumput, karena ini adalah jalan saya'. Lalu saya berdiri di depannya, akhirnya terpaksa motor tersebut mengalah," tambahnya.

Bagi pembaca detikcom yang memiliki pengalaman dengan 'perampokan' trotoar silakan berbagi ke redaksi@detik.com. Jangan lupa sertakan nama lengkap dan nomor telepon. Lebih keren lagi, bila disertakan juga foto lokasi trotoar yang dirampas dari pejalan kaki.

(rmd/nwk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads