Insiden ini menunjukkan tekanan besar yang dihadapi anak sekolah di sebagian besar wilayah China. Para pelajar dan mahasiswa di China dihadapkan pada sistem kompetisi yang sangat tinggi. Demikian seperti dilansir AFP, Jumat (3/5/2013).
Seorang pelajar putra berusia 15 tahun di Nanjing, Provinsi Jiangsu nekat melompat dari ketinggian pada Kamis (2/5) pagi waktu setempat. Hal ini dlakukannya karena dia gagal menyelesaikan PR-nya saat liburan nasional selama 3 hari pada awal Mei kemarin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dalam pesannya, anak ini mengatakan dirinya menyayangi orangtuanya, meminta maaf kepada mereka dan berharap mereka bisa membawa bunga lili, bunga kesukaannya ke makamnya," demikian seperti dikutip media setempat, China Daily.
Otoritas China dinilai telah melakukan kemajuan yang impresif terkait praktik pendidikan di negerinya. Bahkan PBB menyebut, tinggkat melek pendidikan di China mencapai 99 persen.
Namun pihak orangtua murid banyak mengeluhkan sistem pendidikan yang digunakan, yang memfokuskan pada hafalan yang kuat dan gaya mengajar yang cenderung keras. Rata-rata pelajar di China menghabiskan waktu 8-12 jam di dalam kelas, setiap harinya. Di luar itu, mereka masih menghabiskan waktu berjam-jam untuk mengerjakan tugas-tugas sekolah yang sangat banyak.
(nvc/ita)