Mereka, setiap hari mesti melintasi jembatan bambu yang berdiri di atas arus sungai yang deras. Jembatan sepanjang 20 meter itu dibangun ala kadarnya oleh warga. Yang utama, anak-anak mereka bisa mudah bersekolah.
Seperti yang disampaikan Lilis Muchlisoh, seorang anak SMA yang harus bersusah payah menjemput adiknya sepulang sekolah. Bukan hanya itu, dia harus menggendong adiknya, Nana karena kakinya sedang sakit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tampak juga anak-anak SD lain menyebrangi jembatan bambu yang hanya beberapa batang ini. Mereka bersekolah di SDN Mekar Jaya 2 dan SMP Cileles 1.
Mereka terpaksa menantang maut karena jika harus memutar jalan menuju sekolah mereka butuh waktu 2-3 jam. Belum lagi kalau di malam hari hujan deras, mereka terpaksa tidak sekolah karena jembatannya pasti rusak bahkan hilang diterpa arus sungai yang pasang.
Mereka hanya bisa berharap kepada orang tua mereka untuk segera memperbaikinya kembali. "Kalau hujan deras jembatannya sering hanyut Pak. Adik-adik kami jadi tidak bisa sekolah," imbuh Lilis.
(ndr/gah)