Dilansir AFP, Kamis (2/5/213), situasi semakin diperparah dengan adanya unjuk rasa besar-besaran oleh warga penganut Sunni sejak beberapa minggu lalu. Unjuk rasa tersebut selalu berujung bentrokan antara polisi dengan demonstran.
Perdana Menteri Nuri al-Maliki telah meminta para demonstran untuk menghentikan aksinya. Namun permintaan tersebut tidak digubris. Warga tetap berunjuk rasa dan memprotes pemerintahan PM al-Maliki yang didominasi penganut Syiah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sisanya sekitar 300-an korban tewas diyakini merupakan warga sipil maupun anggota kelompok bersenjata yang tidak diketahui identitasnya.
Sementara itu, sebanyak 1.219 orang lainnya menjadi korban luka dalam aksi kekerasan sepanjang April. Dengan rincian, 171 polisi, 76 tentara Irak, 8 anggota Sahwa dan 5 personel tentara Kurdi, serta sisanya merupakaan warga sipil. Angka-angka tersebut dihimpun dari pihak medis dan aparat setempat.
Dengan jumlah korban tewas tersebut, bulan April dinyatakan sebagai bulan paling mematikan di Irak dalam empat bulan terakhir. Tercatat pada Maret lalu, sebanyak 271 orang tewas dan 906 orang lainnya luka-luka akibat berbagai kekerasan di Irak.
(nvc/ita)