1 Bulan Sebelum Bom Boston, Dzhokhar Bilang ke Temannya Tahu Cara Bikin Bom

1 Bulan Sebelum Bom Boston, Dzhokhar Bilang ke Temannya Tahu Cara Bikin Bom

- detikNews
Kamis, 02 Mei 2013 13:06 WIB
Dzhokhar Tsarnaev (AFP)
Boston, - Informasi-informasi baru muncul dari penyelidikan atas serangan bom Boston, Amerika Serikat. Sebulan sebelum serangan bom itu terjadi, Dzhokhar Tsarnaev pernah mengatakan pada teman-teman dekatnya bahwa dirinya tahu bagaimana merakit bahan peledak.

Hal tersebut diungkapkan Azamat Tazhayakov, satu dari tiga teman dekat Dzhokhar yang ditangkap atas tuduhan membantu Dzhokhar menyembunyikan kejahatannya. Kepada penyidik FBI, Tazhayakov menyampaikan informasi tersebut beberapa hari setelah serangan bom Boston pada 15 April lalu.

"Tazhayakov memberitahukan agen-agen FBI bahwa saat bersantap bersama Dzhokhar dan (Dias) Kadyrbayev kira-kira sebulan sebelum pengeboman maraton itu, Dzhokhar menjelaskan kepada Kadyrbayev dan Tazhayakov bahwa dia tahu bagaimana cara membuat bom," demikian bunyi dokumen pengadilan seperti dilansir ABC News, Kamis (2/5/2013).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Azamat Tazhayakov dan Dias Kadyrbayev, yang sama-sama berusia 19 tahun, dijerat dakwaan berkonspirasi menghilangkan alat bukti terkait kasus bom Boston. Keduanya didakwa membuang sebuah laptop dan tas ransel milik Dzhokhar yang berisi kembang api, beberapa hari setelah ledakan terjadi pada 15 April lalu.

Sedangkan Robel Phillipos, juga 19 tahun, yang berasal dari Cambridge, Massachusetts dijerat dakwaan memberikan keterangan palsu kepada polisi terkait kasus bom Boston. Demikian seperti dilansir CBS News dan boston.com, Kamis (2/5/2013).

Ketiganya tidak dijerat dakwaan secara langsung terkait dengan bom Boston. Namun ketiganya diketahui merupakan mahasiswa University of Massachusetts Dartmouth, yang juga merupakan kampus Dzhokhar yang kini berada dalam penahanan aparat setempat. Ketiganya sama-sama merupakan teman dekat Dzhokhar.

Dalam dokumen penyidikan yang diperoleh boston.com, disebutkan bahwa ketiga pemuda tersebut terkejut ketika mengetahui bahwa sahabat mereka disebut terlibat dalam ledakan bom Boston yang menewaskan 3 orang dan melukai lebih dari 170 orang.

Segera setelah FBI merilis foto kedua pelaku bom Boston, mereka mendatangi kamar asrama Dzhokhar dan mengambil tas ransel beserta laptopnya. Menurut mereka, Kadyrbaev berinisiatif untuk membuang tas ransel Dzhokhar yang berisi kembang api yang telah dibuka dan diambil bubuk peledaknya.

Menurut dokumen tersebut, tindakan ini dilakukan semata-semata untuk membantu Dzhokhar yang merupakan teman mereka. "Untuk membantu temannya, Tsarnaev menghindari masalah," demikian keterangan mereka seperti disebutkan dalam dokumen tersebut.


(ita/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads