"Teroris di Indonesia satu bulan cukup Rp 200 ribu, daya tahan, survivalnya cukup tinggi," terang Kepala Subdit Money Laundry Bareskrim Polri, Kombes Agung Satya, di dalam Seminar 'Implementasi UU No 9 Tahun 2013 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme', di Merlyn Park, Jl Hasyim Azhari, Jakarta Pusat, Kamis (2/5/2013).
Dalam melakukan tindakan teror yang lebih besar, Agung mencontohkan, dalam hal membuat bom untuk kegiatan terornya, teroris Indonesia juga tidak memerlukan bom dengan harga mahal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari pengungkapan Polri terhadap aliran uang di kelompok teroris, didapatkan bila kelompok-kelompok teroris tersebut tidak memerlukan dana besar dalam mendukung kegiatannya. Dia mencontohkan aliran uang yang terungkap adalah dari Aceh masuk ke Jawa dan selanjutnya dialirkan ke Sulawesi. Nilainya pun tidak banyak, hanya Rp 4 juta.
(ahy/mpr)