Dalam foto-foto yang dirilis FBI tersebut, terlihat ketiga pria yang semuanya tampak membawa senjata. Namun, FBI tidak secara langsung menyebutkan atau menjelaskan bahwa ketiga pria tersebut merupakan pelaku serangan ke kantor konsulat AS di Benghazi, September 2012 lalu.
"FBI kini meminta bantuan warga Libya atau orang-orang di negara lain yang mengetahui informasi tambahan terkait serangan tersebut," demikian pernyataan FBI, seperti dilansir AFP, Kamis (2/5/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Presiden Barack Obama menghadapi banyak kritikan dari partai Republik, yang menuding pemerintahannya tidak becus melindungi diplomat AS di luar negeri. Tidak hanya itu, pemerintahan Obama juga dituding sengaja menutup-nutupi kejadian sebenarnya.
Awalnya seorang pejabat senior AS menyebut, serangan itu merupakan reaksi spontan warga setempat terhadap film anti-Islam yang beredar di internet. Namun kemudian pejabat tersebut meralat dan menyatakan bahwa sebenarnya tidak ada unjuk rasa yang digelar di luar kantor konsulat AS di Benghazi saat itu.
Sejumlah media AS kemudian melaporkan, serangan juga terjadi di gedung yang ada di dekat kantor konsulat. Diketahui bahwa gedung tersebut merupakan kantor rahasia CIA.
Dalam pernyataan resminya, Presiden Obama kemudian dengan tegas menyebut serangan itu merupakan serangan teroris. Obama pun berjanji untuk menindak tegas orang-orang yang terlibat.
(nvc/ita)