Kerusuhan yang melibatkan dua kubu kelompok masyarakat ini terjadi di kota kecil Oakkan yang berjarak 100 km dari ibukota Yangon, Myanmar. Kerusuhan ini dipicu insiden seorang wanita setempat yang tidak sengaja menabrak seorang biksu muda.
"Seorang pria meninggal di rumah sakit karena luka yang dideritanya, pagi ini," ujar seorang seorang polisi setempat kepada AFP, Rabu (1/5/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak ada satupun petugas kepolisian yang melindungi warga setempat ketika segerombolan orang mendatangi desa mereka dan melakukan penyerangan. Baik warga penganut muslim maupun penganut Buddha mengaku ketakutan atas serangan tersebut.
"Sekitar 200-300 orang mendatangi desa kami dengan menggunakan sepeda motor dan menghancurkan masjid. Seluruh warga desa berlari menyelamatkan diri. Kami ketakutan dan tidak bisa berbuat apa-apa. Mereka menghancurkan semuanya hingga puas," tutur salah seorang warga desa Mie Laung Sakhan, Soe Myint (48), yang penganut Islam.
Menurut Soe Myint, sekitar 10 rumah di lingkungan rumahnya hangus terbakar dan sebuah masjid rusak parah. Warga khawatir serangan serupa akan kembali terjadi. Dia pun mengharap adanya penjagaan dari aparat setempat di sekitar kediaman mereka.
"Kami mendengar rumor bahwa massa tersebut akan datang kembali dan melakukan serangan sore ini. Bahkan kami diancam akan dibunuh. Kami juga takut. Kami membutuhkan penjagaan petugas keamanan," ucap seorang warga lainnya, Than Soe, yang penganut Buddha.
Namun dilaporkan pada Rabu (1/5) pagi, sejumlah petugas kepolisian bersenjatakan lengkap telah diterjunkan ke sejumlah lokasi di kota Oakkan untuk mengantisipasi adanya aksi susulan.
(nvc/ita)