Ini Dampaknya Bila Aparat Bersenjata Api Konsumsi Narkoba

Ini Dampaknya Bila Aparat Bersenjata Api Konsumsi Narkoba

- detikNews
Rabu, 01 Mei 2013 12:39 WIB
ilustrasi
Jakarta - Narkotika alias the silent killer menyasar berbagai latar belakang dan golongan, tidak peduli pangkat, jabatan, dan strata sosial. Bukti terbaru adalah pengungkapan Komandan Pangkalan AL (Danlanal) Kolonel Antar Setiabudi beberapa waktu lalu. Lalu, apa bahaya sesungguhnya bila narkoba mulai merasuki aparat bersenjata, terlebih lagi dia adalah seorang komandan yang membawahi personelnya?

"Jangan kaget kalau atasannya ditodong anak buah, dan dia enggak merasa bersalah. Inilah konsekwensinya aparat bersenjata bila mengkonsumsi narkotika," kata Deputi Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN), Irjen Benny J Mamoto.

Pernyataan tersebut disampaikannya dalam Focus Discussion Group (FGD) TNI-Polri mengenai bahaya narkotika di instansi TNI-Polri, di Gedung BNN, Jl MT Haryono, Cawang, Jakarta Timur, Rabu (1/5/2013).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena aparat pegang senjata, sangat berbahaya ketika mengkonsumsi narkoba. Dia akan mengalami persepsi," imbuhnya.

Karena penyebaran narkotika bersifat massif, dimungkinkan pula narkoba menjangkit setiap orang di berbagai instansi. Bagaimana dengan instansi pemerintahan yang mengelola keuangan?

"Kalau dia di instansi pemerintah yang mengelola uang negara, pertama gaji dulu yang dia pakai, kedua korupsi, apakah dia akan merasa bersalah? Dia akan selalu mengelak dengan kesalahannya itu," papar Benny di hadapan perwira TNI.

Bisnis narkoba, kata Benny, berkembang begitu pesat. Uang besar yang ada di balik bisnis tersebut tentunya mudah untuk mempengaruhi siapapun agar terlibat di dalamnya. Hasil peredaran narkotika nantinya akan dinikmati oleh sindikat narkotika di luar negeri.

"Korupsi memakai uang negara berputar di dalam negeri, sementara narkoba uang terbang ke luar negeri terbang ke luar negeri dengan Hawala Banking System yang susah dilacak jejaknya, dinikmati sindikat luar negeri, sementara yang menanggung kerusakannya adalah negara itu sendiri," ujar Benny.

Sekjen Granat Brigjen Ashar Soerjobroto yang hadir dalam kesempatan yang sama, berharap BNN melakukan pemberantasan narkotika tanpa pandang bulu.

"Pemberantasan tidak boleh pandang bulu, jabatan, kepangkatan," tegas Ashar.

(ahy/mpr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads