"Saya sih hari ini datang pagi, dari pukul 07.00 WIB sudah sampe kantor padahal biasanya sampai kantor pukul 08.00 WIB lewat, dan jam kantor mulai pukul 08.30 WIB, takut keduluan demo buruh," ujar Ardiansyah Putra kepada detikcom, Rabu (1/5/2013). Ardi berkantor di Plaza BII tower 2 di Jalan MH Thamrin.
Ardi yang tinggal di Tangerang ini mengaku bangun pukul 04.00 WIB. Lalu dia berangkat pukul 05.30 WIB.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah tiba di kantornya, Ardi melihat dari ruangannya di lantai 19. Dia menyayangkan banyaknya sampah di jalan yang dibuang oleh para demonstran.
"Sayang banget demonya selain bikin macet, juga bikin kotor jalan Thamrin. Jadi masih belum tertib demonya nih, harusnya demonya nggak merugikan pihak lain, biar bisa dapat simpati dan didukung banyak kalangan," ungkapnya.
Sementara itu Rachmat Gumilar seorang karyawan swasta yang bekerja di daerah Jalan Juanda, Jakarta Pusat, mengaku harus membatalkan pertemuan dengan kliennya. Sebab pertemuan yang dilakukan di daerah Fatmawati, Jakarta Selatan, tidak mungkin ditembus dalam waktu seperti biasanya.
"Melihat keadaan macet di sekitar Sudirman-Thamrin, saya mengurungkan niat untuk melakukan perjalanan," kata Rachmat.
Rachmat menilai memang hak para buruh untuk melakukan demo, namun seharusnya tidak sampai mengganggu aktivitas orang lain karena sangat merugikan. Seharusnya pemerintah juga menyiapkan tempat khusus untuk para pendemo agar semuanya tetap lancar dan tertib.
"Namun selain tempat disediakan untuk aksi demo, pemerintah melalui perwakilannya harus bisa berdialog dengan para pendemo agar mereka merasa di dengar," ungkapnya.
(mpr/nrl)