Bangladesh Tolak Bantuan Asing Tangani Ambruknya Rana Plaza

Bangladesh Tolak Bantuan Asing Tangani Ambruknya Rana Plaza

- detikNews
Selasa, 30 Apr 2013 10:02 WIB
Indonesia - BBC - Dhaka


Kemungkinan korban yang masih hidup di bawah reruntuhan semakin kecil.

Bangladesh membela keputusannya dalam menolak bantuan asing untuk menangani ambruknya gedung di Dhaka yang menewaskan sedikitnya 382 orang.

Menteri Dalam Negeri, Muhiuddin Khan Alamqir, mengatakan kepada BBC bahwa pihak berwenang Bangladesh yakin bisa menangani krisis itu dan dinas layanan darurat melakukan tugasnya dengan baik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami melakukan tugas yang baik dan saya bangga dengan warga kami, pemadam kebakaran, militer, polisi, dan sukarelawan setempat yang datang membantu."

Dia juga merujuk pada jumlah orang yang selamat mencapai 2.430 dari sekitar 3.000 orang yang berada di dalam gedung saat ambruk, Rabu 24 April lalu.

Jumlah itu, tambahnya, lebih baik dari rata-rata jumlah korban jiwa yang bisa diselamatkan oleh upaya internasional dalam kasus-kasus serupa.

Menurut Alamqir, negara-negara asing tidak memberikan daftar dari peralatan khusus yang diminta oleh Bangladesh.


Pemilik gedung ditangkap



PBB dan pemerintah Inggris mengatakan tim ahli mereka sudah siap untuk menuju Bangladesh namuan tawaran bantuan ditolak.

Sementara itu pihak berwenang Bangladesh pada hari Selasa (30/04) mengatakan kemungkinan tidak ada lagi korban selamat yang bisa ditemukan lagi dari balik puing-pung.

Sebagian besar korban adalah pekerja pabrik. Adapun pemilik gedung, Mohamamed Sohel Rana, kini sudah ditahan bersama dua pemilik pabrik dan enam tersangka lainnya.

Mereka menghadapi dakwaan kelalaian yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa, membangun secara tidak sah, dan membujuk pekerja untuk memasuki gedung.

Sehari sebelum gedung ambruk, ditemukan retakan namun para pemilik pabrik tetap meminta pekerja untuk masuk ke dalam gedung.

Di Rana Plaza terdapat sejumlah pabrik garmen yang memasok jaringan pertokoan di Eropa maupun Amerika, antara lain Primark di Inggris dan Loblaw di Kanada.


(bbc/bbc)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads