Demikian diberitakan media terkemuka AS, New York Times seperti dilansir AFP, Senin (29/4/2013). "Kami menyebutnya uang siluman," kata Khalil Roman, wakil kepala staf Karzai dari tahun 2002 hingga 2005. "Uang itu datang secara rahasia dan pergi secara rahasia," imbuhnya kepada New York Times.
Menurutnya, uang tersebut diberikan CIA untuk membeli pengaruh namun justru memicu maraknya korupsi. "Sumber korupsi terbesar di Afghanistan adalah AS," kata seorang pejabat AS yang tidak disebutkan namanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut New York Times, pemberian uang tunai ini tidak menjadi sumber kecurigaan atau melanggar UU di AS karena dilakukan sebagai bantuan formal CIA. Termasuk untuk membiayai operasional badan intelijen Afganistan.
Disebutkan pula, uang CIA tersebut mengalir ke para panglima perang dan politisi, termasuk mereka yang terkait dengan para penyelundup narkoba dan bahkan Taliban.
Sebelumnya pada 2010, Presiden Hamid Karzai mengakui bahwa kantornya menerima kiriman uang dari Iran. Namun, uang itu adalah bantuan yang diberikan Iran untuk menalangi biaya operasional kantor presiden. Saat itu, Karzai mengatakan, pemerintah AS juga memberikan bantuan serupa.
(ita/nrl)