Pada Senin (29/4/2013), setidaknya terdapat 50 orang yang datang mengunjungi makam Uje. Jumlah tersebut terbilang rendah jika dibandingkan dengan angka pada hari Sabtu dan Minggu kemarin.
"Sejak Sabtu - Minggu sangat ramai dikunjungi oleh peziarah dari pagi sampai sore," ujar koordinator pengurus TPU Karet Tengsin, Kharuddin Ibrahim, ketika ditemui di lokasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dua orang dari Australia itu tidak bisa baca Alquran. Lalu meminta saya untuk mendoakan," ujar Khairuddin.
Sedangkan dari sejumlah peziarah pada hari ini, mereka datang dari berbagai lokasi di antaranya Jakarta, Yogyakarta, Bandung dan Pontianak.
Tak hanya itu saja, seorang warga negara Indonesia yang bekerja di Singapura juga sampai rela datang ke TPU Karet Tengsin, untuk mendoakan Uje.
"Saya terakhir ikut pengajian Uje tiga tahun yang lalu. Saat itu Uje sedang memberi pengajian di Singapura. Saya sangat terkesan mendengar ceramah Uje," kata Zaki, yang bekerja di perusahaan ekspedisi di Singapura ini.
Uje meninggal tak lama setelah berulang tahun ke 40 pada 12 April 2013. Semasa hidup, Uje populer di kalangan anak muda dan kaum ibu. Dia memiliki suara yang indah dalam melantunkan ayat suci maupun lagu rohani. Uje yang pernah tenggelam di dunia hitam ini juga memotivasi jamaahnya bahwa tidak ada kata terlambat untuk bertobat.
(/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini