"Jual beli kursi nggak ada. Nggak mungkin ada, kalau ketahuan dipecat. Ya kata akhir ada di Pak Prabowo, yang tanda tangan kan Pak Prabowo," kata Ketua Bidang Pemberdayaan Organisasi Internal Partai Gerindra, Pius Lustrilanang, kepada detikcom, Senin (29/4/2013).
Akun anomim @berantas3 membeberkan rumor permainan uang di pendaftaran caleg Partai Gerindra. "Penyusunan Caleg @Gerindra untuk pemilu 2014 dipenuhi unsur jual beli kursi. Ada yg setor dari 1 milyar hingga 2 milyar. Gila!!!" demikian twit akun tersebut, pada 26 April lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu kan dinilai berdasarkan tingkat elektabilitasnya, memang di satu atau dua tempat masih bisa diperdebatkan siapa nomor 1 siapa nomor 2. Elektabilitas lebih tinggi tidak perlu nomor urut 1 dong, ada pengurus DPP tidak di nomor 1 atau 2," jelas Pius.
Menurut Pius, pada sistem Pemilu proporsional terbuka sebenarnya caleg tidak perlu memusingkan nomor urut. Karena Pemilu Legislatif 2014 nanti didasarkan pada suara terbanyak, bukan nomor urut caleg.
"Menurut saya, siapa pun yang berdasarkan suara terbanyak, nomor urut kan tidak relevan. Ya itu kan aneh kenapa nomor urut jadi dipersoalkan, apakah faktor psikologis atau bagaimana saya tidak tahu," kata Pius yang maju sebagai caleg nomor urut 1 dari dapil NTT ini.
(van/nrl)