Dilansir dari Reuters, Senin (29/4/2013), Ayah Tsarnaev bersaudara, Anzor Tsarnaev, memutuskan tak jadi berangkat ke AS dan memilih kembali pulang ke kampung halamannya di Rusia bagian selatan. Keputusan itu diambil Anzor karena dia tak yakin akan dibolehkan menemui putranya, Dzhokhar Tsarnaev, yang ditahan oleh kepolisian Amerika.
"Sayangnya saya tidak dapat menolong anak saya. Namun saya terhubung dengan Dzhokhar melalui pengacara. Kuasa hukum akan mengatakan apa yang harus dilakukan," ujar Tsarnaev dalam wawancara di desa tempat dia dan ibu Dzhokhar tinggal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya tidak akan kembali ke AS. Saat ini saya di sini, saya sakit," tuturnya. Wajahnya terlihat kepayahan dan lelah. Dia juga mengatakan dirinya menderita darah tinggi dan mengalami gangguan jantung.
Sebelumnya, di provinsi Caucasus Utara, Anzor sempat menyatakan ingin pergi ke AS untuk menjenguk Dzhokhar dan mengubur Tamerlan yang tewas ditembak polisi empat hari setelah ledakan bom Boston.
Anzor meyakini kedua putranya tidak bersalah. Dia juga yakin Tsarnaev bersaudara tidak terlibat dengan gerakan radikal Islam.
"Saya putus asa. Kami adalah orang yang sederhana, kami mencoba mengerti, tapi kami diserang dari berbagai arah," katanya.
"Saya tidak tahu apakah lebih baik saya bicara atau diam. Saya tidak ingin menyakiti anak saya," imbuhnya.
Ibu Tsarnev bersaudara, Zubaidat, juga berada di lokasi wawancara bersama dengan Anzor. Namun dia menolak bicara. Pasangan ini diketahui telah bercerai.
(trq/bal)