Sementara tangan kanan Naseer, Irfan Khalid divonis penjara 18 tahun dan rekannya, Ashik Ali dijatuhi hukuman bui 15 tahun oleh hakim di Pengadilan Woolwich Crown di London tenggara.
Naseer (31) serta Khalid dan Ali, keduanya berumur 28 tahun, telah dinyatakan bersalah pada Februari lalu atas dakwan melakukan persiapan serangan teroris. Mereka berencana meledakkan delapan bom di tempat-tempat ramai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika orang itu berasal dari Birmingham, Inggris tengah. Mereka diketahui sangat terpengaruh akan ajaran-ajaran ulama radikal Al-Qaeda kelahiran Amerika Serikat, Anwar al-Awlaki, yang tewas dalam serangan pesawat tak berawak AS di Yaman pada September 2011.
Di persidangan terungkap bahwa Naseer dan Khalid telah pergi ke Pakistan untuk mendapatkan pelatihan terorisme. Naseer juga membantu pemuda-pemuda lain yang pergi ke negara itu untuk tujuan yang sama.
"Irfan Naseer merupakan pemimpin, kekuatan penggerak dan orang yang bertanggung jawab dan dia sendiri harus bertanggung jawab atas pengiriman empat pemuda ke Pakistan untuk pelatihan terorisme," tutur hakim saat menjatuhkan vonis penjara seumur hidup bagi Naseer.
Menurut jaksa, para terdakwa mengklaim serangan-serangan bom itu akan menjadi serangan yang paling mematikan sejak aksi pengeboman London pada 7 Juli 2005. Sebanyak 52 orang tewas dalam peristiwa bom London yang dilakukan oleh tiga pengebom bunuh diri di kereta bawah tanah dan seorang pengebom lainnya di dalam sebuah bus.
Bahkan Khalid mengklaim serangan itu akan sama besarnya dengan serangan teroris 11 September 2001 di Amerika Serikat.
Plot ketiga pria tersebut merupakan rencana serangan teror paling signifikan yang terbongkar di Inggris, sejak plot 2006 untuk meledakkan pesawat-pesawat dengan menggunakan bom-bom dalam minuman botol.
(ita/ita)