Ini Cara Menag Membujuk Tasripin Sekolah Lagi

Ini Cara Menag Membujuk Tasripin Sekolah Lagi

- detikNews
Kamis, 25 Apr 2013 12:08 WIB
Hasan Alhabshy/detikcom
Jakarta - Meskipun ayahnya telah pulang dari Kalimantan dan bantuan mengalir, Tasripin (12) tidak mau sekolah lagi, cuma ingin bekerja. Namun setelah dinasihati Menteri Agama Suryadharma Ali, Tasripin akhirnya bersedia menuntut ilmu kembali.

Tasripin yang didampingi sang ayah Kuswito (41) dan 3 adiknya, Dandi (8), Riyanti (6) dan Daryo (4), bertamu ke kantor Kementerian Agama, Jl Lapangan Banteng, Jakarta, Kamis (25/4/2013).

Keluarga Tasripin diterima dengan hangat oleh Menteri Agama Suryadharma Ali. Tasripin mengenakan batik kuning, celana hitam dan sendal jepit. Sedangkan Menag terbalut kemeja warna abu-abu lengan panjang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menag berbincang-bincang dengan Kuswito. Ia meminta izin kepada Kuswito untuk menyekolahkan Tasripin.

"Pak Kuswito, kalau Tasripin saya sekolahkan tetapi di asrama, boleh apa tidak?" kata Menang.

Kuswito menyambut baik rencana Menang. "Boleh, Pak," kata Kuswito.

Pria yang juga Ketua Umum PPP ini menanyakan pekerjaan dan gaji Kuswito. "Kerja di kebun sawit di Kalimantan. Gaji Rp 1 juta per bulan, Pak," jawab Kuswito yang mengenakan kemeja bermotif kotak-kotak ini.

Menag lalu mendekati Tasripin yang tengah berkumpul bersama adik-adiknya.

"Tasripin mau sekolah? Tetapi harus di asrama ya," kata Menang.

Tasripin menjawab pertanyaan Menag dengan bahasa Jawa. Jawaban Tasripin kemudian diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia.

"Nggak mau, Pak. Saya mau kerja saja," jawab Tasripin polos.

Mendengar jawaban itu, Menag membujuk Tasripin untuk tetap bersekolah.

"Kamu jangan kerja dulu. Sekolah dulu saja. Yang kerja biar bapaknya saja. Nanti adik-adiknya juga sekolah," nasihat Menag sambil memegangi pundak Tasripin.

"Nanti Tasripin tinggal di asrama dengan teman lain. Tasripin mau jadi orang kaya kan? Mau jadi orang pintar kan? Sekolah dulu saja," bujuk Menag dengan lembut.

Tasripin mendengarkan nasihat Menag dengan seksama sambil menunduk dan menganggukkan kepalanya.

"Kamu harus belajar ya. Ini kita semua mikirin bagaimana biar kamu bisa belajar," kata Menag lagi.

Tiba-tiba adik Tasripin, Dandi, menangis. Dengan sigap Tasripin menenangkan sang adik yang rewel dan menggendongnya.

Menag lalu melanjutkan percakapannya dengan Tasripin.

"Tasripin bisa ngaji kan?" kata Menag.

"Iya, Pak," jawab Tasripin singkat.

Menag meminta Tasripin membaca surat Alam Nashroh (Al Insyiroh).

Tasripin kemudian membaca surat itu dengan suara pelan.

"Jangan malu-malu, yang keras," pinta Menag.

Bukan meneruskan membaca surat, Tasripin justru diam.

"Tasripin nanti sekolah di madrasah, sekalian masuk pesantren," lanjut Menag.

"Iya, Pak," jawab Tasripin singkat.

Menag dan keluarga Tasripin selanjutnya melakukan pertemuan tertutup di ruangan lantai 2.

Tasripin putus sekolah di SD karena kekurangan biaya. Anak piatu warga Banyumas ini bahkan harus menghidupi tiga adiknya dengan bekerja serabutan di sawah karena ayahnya bekerja di Kalimantan.


(aan/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads