RS Persahabatan Tak Cegah Anna Marlina Pindah RS, Siap Diaudit

RS Persahabatan Tak Cegah Anna Marlina Pindah RS, Siap Diaudit

- detikNews
Rabu, 24 Apr 2013 12:34 WIB
RS Persahabatan mengklarifikasi tuduhan malpraktik Anna Marlina
Jakarta - RS Persahabatan membantah mencegah pasien Anna Marlina Simanungkalit (38) pindah rumah sakit. Pihak RS siap diaudit atas semua prosedur penanganan pasien pada Anna yang akhirnya meninggal dunia itu pada 23 Maret 2013 lalu.

"Yang menyatakan malpraktik itu, ada hakimnya. Itu apabila ada SOP yang harusnya tidak dikerjakan malah dikerjakan, atau sebaliknya, harus dikerjakan malah tidak dikerjakan. Tapi, tidak ada SOP yang salah. Tumornya sudah melingkar sebesar telur, ternyata ganas, akhirnya diangkat semua. Memang terjadi kerobekan di sana karena proses keganasan di sana," ujar Direktur Utama RS Persahabatan Dr Mohammad Syahril, Sp.P, MPH.

Hal itu disampaikan dia dalam jumpa pers di RS Persahabatan, Jalan Raya Persahabatan, Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu (24/4/2013). Syahril didampingi Ketua Komite Medik RSUP Persahabatan Dr Moch Iqbal, Sp.OG dan Kepala Bagian Pelayanan Medis RSUP Persahabatan Dr Zubaidan Elvia, MPH.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita punya bukti 'informed consent' yang sudah disetujui oleh keluarga, persetujuan bahwa akan dilakukan operasi dengan segala risikonya dan keluarga sudah setuju," imbuhnya.

Sementara Dr Iqbal menambahkan Anna meninggal karena ada penyumbatan pembuluh darah. Iqbal menjelaskan Anna harus melalui operasi kedua karena dokter mempertimbangkan ada pendarahan pasca operasi.

"Setiap kita memotong bagian tubuh manusia, kita harus mempertimbangkan adanya pendarahan setelah operasi. Karena pembuluh darah akan terganggu," ujar Iqbal.

Iqbal juga membantah bila pasien Anna dicegah untuk pindah rumah sakit. Pasien Anna saat itu tidak memungkinkan untuk dipindahkan ke rumah sakit lain.

"Kami masih mungkin menangani, kalau mau di sini silakan di sini, kalau mau dirujuk tolong kasih tahu rumah sakit di sini. Bukan kami menghalangi. Karena kalau kami memobilisasi pasien dalam kondisi tidak baik itu tidak etis. Tapi, kami tidak pernah menghalangi," imbuh dia.

Sedangkan mengenai janji RS Persahabatan yang memanggil tim ahli RSCM dan menurut keluarga pasien tidak ditepati, Iqbal mengatakan, "Kita ada kerja sama dengan RSCM, jadi mungkin kalau ada kasus di sini, kita akan meminta bantuan RSCM. Mungkin ada tindak lebih lanjut dengan RSCM. Jadi, kami berusaha pelayanan semaksimal mungkin."

RS Persahabatan telah melakukan audit medis pasca kasus ini. Pihak RS juga siap dipanggil Majelis Kehormatan Disiplin IDI.

"Audit medis sudah dilakukan untuk mengkaji langkah yang dilakukannya. Ini akan terbatas di kalangan medis. Ada Majelis Kehormatan Disiplin di IDI. Kita akan dipanggil ke sana untuk menceritakan proses yang terjadi," tegas Iqbal.

Mengenai dokter yang menangani Anna Marlina, hingga kini masih berpraktik. Belum ada tindakan atas dokter itu karena belum ada putusan hukum yang menyatakan tindakan dokter tersebut malpraktik.

"Yang bersangkutan adalah pegawai rumah sakit yang sah dan belum dinyatakan bersalah sehingga beliau bekerja seperti biasa. Tentu saja akan kami hadapi sesuai dengan prosedur yang berlaku. Kalau memang nanti bersalah, jangankan dokter, direkturnya juga kena sanksi," ujar Dr Syahril.

"Kami ini direksi sudah cukup mewakili rumah sakit. Saat ini (Dokter BHS) masih praktik seperti biasa, belum ada sanksi atas dokter yang bersangkutan," tegasnya.

(nwk/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads