"Rasio xenon isotop yang terdeteksi konsisten dengan uji coba yang melibatkan fisi nuklir yang terjadi lebih dari 50 hari sebelum pendeteksian," demikian hasil pemeriksaan Comprehensive Test Ban Treaty Organisation (CTBTO), seperti dilansir AFP, Selasa (23/4/2013).
"Hal ini sangat bertepatan dengan pengumuman uji coba nuklir oleh DPRK (Democratic People's Republic of Korea) yang dilakukan pada 12 Februari 2013, tepat 55 hari sebelum pemeriksaan," imbuh CTBTO.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada uji coba tahun 2006 dan tahun 2009 lalu, Korut menggunakan plutonium. Sedangkan jika pada uji coba ketiga ini, terbukti Korut menggunakan uranium maka menjadi bukti perkembangan teknologi yang cukup signifikan dari negara komunis ini.
Hal ini juga akan semakin menambah keprihatinan dunia internasional karena Korut ternyata berhasil menciptakan senjata nuklir dengan uranium di dalamnya. Dikhawatirkan, Korut akan menyalurkan senjata atau teknologi ini ke negara-negara berkonflik atau kepada teroris yang ditakutkan akan dijadikan bom nuklir bertenaga luar biasa.
Pendeteksian sisa radioktif ini ditemukan di wilayah Jepang. Awalnya, CTBTO mengira sisa radioaktif ini berasal dari reaktor nuklir atau aktivitas nuklir lainnya di wilayah Jepang.
Namun hasil pemeriksan lebih lanjut membuktikan bahwa sisa radioaktif ini bukan berasal dari PLTN Fukushima di Jepang, yang sempat bocor akibat gempa dan tsunami hebat tahun 2011 lalu. Pendeteksian sisa radioaktif ini ditemukan di wilayah Takasaki, Jepang, yang berjarak 1.000 km dari lokasi peluncuran uji coba rudal Korut.
(nvc/nwk)