Diberitakan Daily Mail, Senin (22/4/2013), Tsarnaev mengontak ibunya, Zubeidat, saat terjadi baku tembak dengan aparat di wilayah Watertown, Boston. Kala itu, dia sudah menyadari nyawanya akan berakhir dalam waktu dekat.
"Polisi sudah menembaki kami, mereka mengejar kami," kata Tsarnaev seperti diceritakan sang ibu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepada Wall Street Journal, Zubeidat juga pernah menelepon anaknya tak lama setelah kejadian bom berlangsung.
"Mama, kenapa khawatir?" ujar Zubeidat menirukan jawaban Tsarnaev yang sambil tertawa.
Sebelumnya, Zubeidat juga meyakini kedua anaknya tersebut tidak bersalah.
"Sangat tidak mungkin, tidak mungkin mereka berdua melakukan hal semacam ini," ucapnya.
Ketika ditanya kembali soal rekaman pengejaran kedua anaknya yang disiarkan di sejumlah televisi AS, Zuibenat menyebut semua itu rekayasa aparat setempat. "Saya yakin 100 persen bahwa ini semua adalah jebakan," ucapnya kepada Russia Today (RT).
"Kedua putra saya tidak bersalah dan tidak ada satu pun dari mereka yang pernah membicarakan hal ini kepada saya," imbuh Zuibenat.
(mad/nrl)