Tamerlan Tsarnaev Pernah Berteriak di Masjid Boston, Sebut Khotib Kafir

Tamerlan Tsarnaev Pernah Berteriak di Masjid Boston, Sebut Khotib Kafir

- detikNews
Senin, 22 Apr 2013 14:29 WIB
Tamerlan Tsarnaev (The Telegraph)
Boston - Tersangka bom Boston, Tamerlan Tsarnaev yang disebut-sebut menjadi korban radikalisasi, pernah menginterupsi khotbah di sebuah masjid di wilayah Cambridge, Boston, Amerika Serikat. Tamerlan menyebut sang khotib di masjid tersebut sebagai kafir.

Juru bicara masjid tersebut, Yusufi Vali menuturkan, interupsi tersebut terjadi ketika sang khotib membandingkan Nabi Muhammad dengan Marthin Luther King, yang selama ini dikenal sebagai pejuang hak asasi manusia dan antikekerasan. Insiden ini terjadi berdekatan dengan perayaan Hari Marthin Luther King pada Januari 2013 lalu, yang menjadi hari libur nasional di AS.

"Anda seorang kafir," tuding Tamerlan sambil berteriak kepada sang khotib yang sedang berkhotbah saat itu, seperti dilansir boston.com, Senin (22/4/2013).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Vali, saat itu Tamerlan menuding sang khotib telah mengkontaminasi pikiran jamaah yang hadir. Tamerlan juga terang-terangan menyebut sang khotib munafik.

"Jamaah kemudian berkata, 'Anda yang munafik.' Jamaah juga meneriakinya agar keluar dari masjid," jelas Vali.

Beberapa saat kemudian, seorang perwakilan masjid menemui Tamerlan dan berbicara padanya. Tamerlan diminta untuk memutuskan, apakah dia akan tetap tinggal dan berhenti berteriak, atau memilih tidak pernah lagi datang ke masjid tersebut.

Dituturkan Vali, ini merupakan yang kedua kalinya Tamerlan mengganggu khotbah di masjid yang ada di kompleks Islamic Society of Boston Cultural Center tersebut. Pada November 2012 lalu, Tamerlan pernah berteriak di tengah khotbah di masjid yang sama.

Insiden semacam itu, menurut Vali, jarang terjadi di dalam masjid tersebut. Saat itu, pihak masjid menilai, Tamerlan hanya mengekspresikan keyakinannya dan tidak ada satu hal pun yang mencurigakan. Menurut Vali, Tamerlan rutin beribadah di masjid tersebut sejak setahun lalu.

"Tidak ada satupun hal yang menjadi petunjuk bahwa dia akan membunuh seseorang," ucap Vali.

Pihak keluarga, paman Tamerlan meyakini pemuda 26 tahun tersebut menjalani radikalisasi Islam di wilayah Boston, Amerika Serikat. Menurutnya, proses radikalisasi terhadap Tamerlan berawal ketika dia bertemu dengan seorang mualaf di wilayah Boston, pada tahun 2007 silam. Orang yang masih misterius itu, disebut-sebut berhasil mencuci otak Tamerlan.

Tamerlan dan sang adik, Dzhokhar Tsarnaev dinyatakan sebagai tersangka pelaku ledakan bom saat event Boston Marathon pada Senin (15/4) lalu. Ledakan tersebut menewaskan 3 orang dan melukai lebih dari 170 orang lainnya. Tamerlan, tewas usai baku tembak dengan polisi yang mengejar mereka pada Kamis (18/4) malam waktu setempat. Sedangkan Dzhokhar berhasil ditangkap dalam keadaan hidup pada Jumat (19/4) malam waktu setempat. Kini, Dzhokhar dilaporkan kritis di rumah sakit setempat.


(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads