Atas Permintaan Rusia, Tersangka Bom Boston Tamerlan Pernah Diselidiki FBI

Boston, - Tersangka bom Boston yang tewas, Tamerlan Tsarnaev ternyata telah lama menimbulkan kecurigaan otoritas Rusia. Pemerintah Rusia bahkan pernah meminta para agen Biro Investigasi Federal Amerika Serikat, FBI untuk menyelidiki pria Chechnya berumur 26 tahun itu.

Atas permintaan pemerintah Rusia, agen-agen FBI pernah menginterogasi Tamerlan pada tahun 2011, setahun sebelum dia pergi ke Chechnya dan Dagestan, Rusia.

Seorang pejabat senior AS mengatakan seperti dilansir CBS News, Senin (22/4/2013), permintaan pemerintah Rusia itu disampaikan ke atase legal FBI di Kedutaan Besar Amerika Serikat di Moskow, Rusia pada Januari 2011. Tamerlan diketahui berada di Chechnya dan Dagestan selama enam bulan pada tahun 2012.

Disebutkan bahwa pemerintah Rusia mengkhawatirkan Tamerlan bisa menjadi risiko keamanan. Hal ini dikarenakan, menurut pemerintah Rusia, beredar informasi bahwa dia merupakan pengikut Islam radikal dan bahwa dia telah berubah drastis sejak tahun 2010, saat Tamerlan bersiap untuk meninggalkan AS menuju Chechnya dan Dagestan.

Disebut-sebut bahwa kepergian Tamerlan ke dua wilayah Rusia itu untuk bergabung dengan kelompok-kelompok bawah tanah yang tidak disebutkan namanya.

Menurut pejabat senior AS, FBI merespons dengan memeriksa "database pemerintah AS dan informasi lainnya untuk melihat komunikasi telepon yang isinya menghina, kemungkinan menggunakan situs-situs terkait dengan promosi aktivitas radikal, keterlibatan dengan orang-orang lain yang menjadi incaran FBI. FBI pun menyelidiki sejarah dan rencana perjalanannya serta sejarah pendidikannya.

FBI bahkan mengirimkan dua agennya di kantor cabang FBI di Boston untuk mewawancarai Tamerlan dan anggota keluarganya. Penyelidikan itu tidak menemukan hal-hal yang mencurigakan tentang Tamerlan.

"FBI tidak menemukan adanya aktivitas terorisme apapun, di dalam negeri maupun luar negeri," demikian statemen FBI. Temuan itu kemudian disampaikan ke pemerintah Rusia pada musim panas tahun 2011.

FBI pun telah mendesak otoritas Rusia untuk memberikan lebih banyak detail mengenai kecurigaan mereka akan diri Tamerlan. Namun ketika itu, otoritas Rusia tidak bisa memberikan keterangan lebih rinci.

Atas hal ini, Senator Lindsey Graham dari partai Republik mengecam keras kesalahan FBI ini. "Fakta bahwa kita tak bisa menelusuri dia, harus diperbaiki. Orang-orang seperti ini yang tidak ingin Anda biarkan luput dari pandangan Anda, dan ini adalah kesalahan," cetusnya.

"Saya tidak tahu apakah hukum kita yang tidak memadai atau FBI yang gagal, namun kita sedang berperang melawan Islam radikal, dan kita harus meningkatkan pengawasan kita," tandasnya.


(ita/nrl)