Di kalangan teman-temannya, Dzhokhar yang masih berusia 19 tahun ini, lebih sering dipanggil Jahar. Dzhokhar pernah bersekolah di sekolah menengah Cambridge Rindge and Latin School yang ada di wilayah Boston, Massachusetts.
Banyak teman sekolah Dzhokhar yang masih tidak percaya jika seorang Dzhokhar dinyatakan sebagai tersangka pengeboman Boston Marathon. Menurut mereka, seperti dilansir news.com.au, Senin (22/4/2013), Dzhokhar terlihat wajar seperti anak laki-laki seusianya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk menunjukkan perilaku wajar Dzhokhar saat kesehariannya, salah satu teman SMA-nya, Yushun Tsou merilis sebuah video ke internet. Dalam video tersebut, terlihat Dzhokhar yang tampil santai dengan celana pendek dan kaos.
Pemuda berperawakan kurus ini terlihat asyik menari, bergulat dan bersenda gurau serta bercengkrama dengan dua temannya. Dalam video tersebut, Dzhokhar juga sempat tersenyum ke arah kamera.
"Ini Jahar yang aku kenal," tutur salah satu temannya mengomentari video tersebut.
Rasa heran dan tidak percaya bahwa Dzhokhar terlibat pengeboman tersebut sebenarnya juga dirasakan oleh keluarga tersangka. Salah satu paman tersangka, menyebut sang kakak, Tamerlan yang mungkin mempengaruhi adiknya dengan radikalisme.
"Dia sangat menyayangi kakaknya, dia selalu memperhatikannya," ucap salah seorang teman sekolah Dzhokhar mengomentari hubungan kakak-beradik tersangka pengeboman di Boston ini.
Kakak-beradik, Tamerlan dan Dzhokhar Tsarnaev dinyatakan sebagai tersangka pelaku ledakan bom saat event Boston Marathon pada Senin (15/4) lalu. Keduanya berasal dari Chechnya dan tinggal di wilayah Cambridge, Boston. Tamerlan, tewas usai baku tembak dengan polisi yang mengejar mereka pada Kamis (18/4) malam waktu setempat. Sedangkan Dzhokhar berhasil ditangkap dalam keadaan hidup pada Jumat (19/4) malam waktu setempat. Kini, Dzhokhar dilaporkan kritis di rumah sakit setempat.
(nvc/ita)