“Sekitar 5.000 Pengungsi tersebar di 7 titik. Di wilayah Kecamatan Batur, Banjarnegara dan Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo,” kata Wakil Bupati Banjarnegara, Hadi Supeno, saat menggelar rapat koordinasi bencana gempa di Kecamatan Batur, Sabtu (20/4/2013)
Dampak gempa tersebut, terdapat 250 bangunan rusak berat dan ringan. Rata-rata bangunan rusak pada bagian dinding yang retak-retak hingga sebagian tembok rubuh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Kamerin warga panik setelah terjadi gempa, belum lagi listrik sempat padam dan hujan lebat sehingga kita putuskan untuk mengungsi,” kata Abdul Aziz (55), warga desa Kepakisan yang rumahnya rusak akibat gempa di posko pengungsian Dieng Wetan.
Hingga saat ini Aziz dan keluarganya belum berani untuk kembali ke rumah. Selain masih trauma dengan gempa yang terjadi sebelumnya, ada potensi rumahnya roboh karena kerusakan akibat gempa.
“Bangunan rumah rusak, saya dan keluarga masih takut roboh, selain itu belum ada pernyataan resmi jika kondisi sudah aman, lebih baik saya dan keluarga di pengungsian,” jelasnya.
Dari pantauan detikcom di Desa Kepakisan, hampir seluruh warga mengungsi dan rumah-rumah tampak sepi. Sangat jarang warga terlihat di desa tersebut, hanya beberapa warga berkumpul di tepi jalan sambil mengamankan wilayah dengan berkeliling.
Gempa bumi terjadi kemarin sejak pukul 18.58 WIB. Sejak pukul 19.00-20.03 WIB, terekam 160 kali gempa dan terasa hampir di seluruh wilayah Dataran Tinggi Dieng dengan skala MMI III-V.
Kepala Stasiun Geofisika Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) Banjarnegara, Ahmad Lani, menyatakan gempa yang mengguncang Dataran Tinggi Dieng berkekuatan 4,8 Skala Richter (SR). Pusat gempa berada di 7,29 lintang selatan dan 109,88 bujur timur atau 11 kilometer barat laut Wonosobo dengan kedalaman 10 kilometer. Gempa ini termasuk gempa tektonik dan diperkirakan pusatnya berada di Desa Tanji Gugur, Kecamatan Bawang. Getaran gempa terasa di Banjarnagera, Wonosobo, Batang dengan durasi 5-30 detik per gempa.
(trq/trq)