UN Kacau, Wapres: Jangan Salahkan Pak Mendikbud

UN Kacau, Wapres: Jangan Salahkan Pak Mendikbud

- detikNews
Sabtu, 20 Apr 2013 14:11 WIB
Palangkaraya - Wakil Presiden Boediono melakukan kuinjungan silaturahmi ke SMA 1 Palangkaraya. Dalam sambutannya, Boediono menanggapi permasalahan penundaan Ujian Nasional (UN) di 11 provinsi.

"Jangan salahkan Pak Menteri (Mendikbud M Nuh) sekarang. Ujian negara itu memang sudah ada sejak 2500 tahun yang lampau," kata Boediono di SMA 1 Palangkaraya, Jl AIS Nasution, Palangkaraya, Kalimantan Tengah.

Konsep ujian negara sudah ada sejak zaman filsuf Konfusius di Tiongkok, 2500 tahun silam. Itu menunjukkan legitimasi ujian negara, atau sekarang disebut Ujian Nasional (UN), memang perlu untuk dilaksanakan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ujian negara terus berevolusi dari milenium ke milenium. Jika ada kesalahan dalam pelaksanaan seperti yang terjadi kini, maka itu menunjukkan perlunya perbaikan terus menerus.

"Tidak menutup kemungkinan untuk memperbaiki terus menerus," imbuh suami Herawati ini.

Boediono menyatakan, pemerintah harus membuka diri untuk menyempurnakan konsep UN pada waktu mendatang. Bisa saja, pelaksanaan UN akan lebih terdesentralisasi, disesuaikan menurut kondisi pendidikan masing-masing daerah.

"Kita semua terbuka nanti, ujian negara yang pas itu yang bagaimana. Mungkin bukan seperti sekarang, bisa saja nanti terdesentralisasi," tutur Boediono.

Dalam kesempatan yang dihadiri Mendikbud M Nuh dan Menko Kesra Agung Laksono itu, Boediono menyampaikan pentingnya membangun karakter siswa. Mantan dosen UGM ini merujuk pada filsafat pendidikan Konfusius.

"Konfusius mengutamakan pembentukan watak. Ini sama dengan pendidikan pembentukan karakter. Dalam hal ini, tauladan sangat penting. Kalau kita ingin membentuk watak anak didik kita maka tauladan harus dikedepankan," kata Boediono di depan guru dan 500an siswa SMA se Palangkaraya.


(dnu/rvk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads