"Insya Allah itu (menang satu putaran -red). Mau apa lagi kok harus pusing. Dua kali (dua putaran -red) itu memusingkan kepala," ujar Bibit kepada wartawan di Solo, Jumat (19/4/2013).
Keyakinan akan satu menang putaran itu, menurut Bibit, bukan tanpa alasan. Masa kerja dia selaku gubernur Jateng selama ini menjadi modal utama untuk mencalonkan lagi karena Bibit yakin selama 5 tahun menjabat dirinya telah banyak mengabdi kepada warga Jateng.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu apa saja prestasi yang dipaparkannya sebagai modal untuk memenangkan kembali Pilgub Jateng? Salah satunya adalah penurunan angka kemiskinan. Bibit mengakui penurunan kemiskinan di Jateng tidak sesuai dengan target. Alasannya, infrastruktur yang kurang memadai.
Penurunan angka kemiskinan selama 5 tahun kepemimpinannya belum mencapai target, karena baru mencapai 14 persen. Padahal dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Jateng, angka kemiskinan pada tahun ini diproyeksikan tinggal 13,4 persen.
"Tapi indikasi penurunannya tajam, karena saya masuk menjadi gubernur angka kemiskinan hampir 20 persen sekarang sudah 14 persen. Belum tercapainya target penurunan angka kemiskinan itu karena infrastruktur yang kurang dan ketiadaan energi. Tapi sekarang persoalan itu sudah bisa diatasi kok," kilahnya.
Sedangkan di sektor ketenagakerjaan, Bibit lagi-lagi mengakui saat ini Jateng mengalami kekurangan tenaga kerja siap pakai atau terampil. Akibatnya, kesempatan kerja di sektor industri yang terbuka lebar belum dimanfaatkan optimal.
"Peluang kerja di garmen saja kebutuhan per tahun mencapai 24 ribu orang tenaga kerja, sedangkan kita baru bisa menyediakan 12 ribu tenaga kerja. Itu baru sektor garmen loh, belum yang lain-lain," ujarnya.
Bibit mengatakan pihaknya akan mendorong pihak-pihak berkompeten terus mencetak tenaga kerja terampil. Pemerintah Provinsi Jateng dengan kemampuan dana ada akan melakukan upaya-upaya untuk mewujudkan sertifikasi tenaga kerja agar memiliki daya saing karena memiliki kompetensi.
Bibit berpasangan dengan rektor Universitas Negeri Semarang, Sudijono Sastroatmodjo. Keduanya diusung Partai Demokrat, Partai Golkar dan PAN. Dua pesaingnya adalah Ganjar Pranowo-Heru Sudjatmoko (PDIP) dan Hadi Prabowo-Don Murdono (PKS, PKB, PPP, Gerindra, Hanura, dan PKNU).
(mbr/try)