Dalam pernyataan resminya, seperti dilansir Reuters, Kamis (18/4/2013), militer Korut juga menyatakan bahwa denuklirisasi semenanjung Korea bisa dimulai jika syarat yang diajukannya dipenuhi oleh AS. Korut meminta AS memindahkan senjata nuklir, yang menurutnya, ditempatkan di sekitar wilayahnya.
"Dialog dan perang tidak bisa saling berdampingan," demikian pernyataan Komisi Pertahanan Nasional Korut yang dikutip oleh kantor berita resmi Korut, Korean Central News Agency (KCNA).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama ini, AS selalu mengajak Korut berunding namun di dalamnya Korut didesak untuk meninggalkan ambisinya mengembangkan senjata nuklir. Menanggapi desakan tersebut, Korut bersikeras bahwa program nuklirnya merupakan 'senjata yang berharga' dan menyatakan tidak akan menghentikannya.
Kekerasan hati Korut ini pun berujung pada penjatuhan sanksi oleh AS dan resolusi oleh Dewan Keamanan PBB. Namun tetap saja Korut melakukan uji coba rudal maupun nuklir yang jelas-jelas melanggar resolusi PBB. Sanksi AS pun diperketat. Korut justru semakin naik pitam dan mengancam akan melancarkan serangan sebagai pembalasan.
Situasi semenanjung Korea pun semakin memanas, dengan maraknya ancaman Korut yang dilontarkan kepada AS dan negara sekutunya.
"Mereka harus selalu ingat bahwa melakukan hal semacam itu (sanksi-red) berarti harus membayar konsekuensinya terhadap DPRK (Democratic People's Republic of Korea)," tegas Korut.
"Denuklirisasi semenanjung Korea akan dimulai dengan pemindahan perlengkapan nuklir yang dibawa AS dan hal ini akan memicu perlucutan senjata nuklir secara global," tandasnya.
(nvc/ita)