Morales pun mengecam Washington yang mempertanyakan hasil pemilihan presiden Venezuela yang dimenangkan oleh Nicolas Maduro. Dicetuskannya, Washington jelas-jelas telah mencampuri urusan negara lain.
Dalam konferensi pers seperti dilansir News.com.au, Rabu (17/4/2013), Morales mengatakan, pemerintah AS tengah bersiap melakukan kudeta di Venezuela. Pemimpin Bolivia itu juga mengecam Gedung Putih yang mempermasalahkan hasil penghitungan suara pemilihan presiden Venezuela.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya ingin menyampaikan bahwa ini terang-terangan intervensi AS dalam demokrasi Venezuela, karena juru bicara ataupun pemerintah AS tak punya otoritas moral untuk mempertanyakan hasil pemilihan di negara Amerika Latin manapun atau di seluruh dunia," tandas Morales.
Morales juga memastikan bahwa dirinya akan menghadiri pelantikan Maduro sebagai presiden terpilih Venezuela, yang akan digelar pekan depan. Ini sebagai tanda dukungan bagi presiden terpilih pengganti mendiang Hugo Chavez itu.
Maduro dinyatakan memenangi pemilihan presiden Venezuela yang digelar pada Minggu, 14 April lalu. Dia mengumpulkan 50,8 persen suara atau sangat tipis dibandingkan rivalnya Henrique Capriles, yang meraih 49 persen suara.
Kemenangan Maduro disambut sejumlah aksi demo yang dilancarkan para pendukung Capriles, seorang pemimpin oposisi Venezuela. Aksi-aksi protes yang diwarnai kerusuhan itu telah menewaskan sedikitnya 7 orang dan melukai 60 orang lainnya.
(ita/nrl)