Dahlan datang bersama tiga orang stafnya pada pukul 14.35 WIB, Selasa (16/4/2013). Tower itu tepat di depan gedung Senen Jaya. Dahlan membujuk Fransiskus untuk turun dari atas tower dengan pengeras suara.
Karena tak berhasil, Dahlan bertemu dengan Maria, kerabat pria asal Flores itu. Dahlan meminta Maria mempercayakan masalah pembebasan lahan dan dampak lingkungan atas adanya energi alternatif tenaga panas bumi di Flores kepada dirinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya percaya ke Menteri, saya juga sudah dua tahun tak pulang. Kita hanya menerima uang Rp 15 juta dan kurangnya sangat banyak, anak saya masih kelas 1 SMP dan kelas 4 SD," kata Maria.
Dahlan mengatakan pernah berkunjung ke kediaman Maria di daerah Seminari Mataloko di Flores. Menurutnya kasus yang terjadi di daerah itu sudah cukup lama. "Itu kasusnya sudah lama, itu ada pembangkit panas bumi waktu saya ke sana sewaktu Dirut PLN," katanya.
Dahlan mengatakan masalah tanah tersebut tidak ada kaitannya dengan PLN. Saat itu Pemda memberikannya ke PLN. "Katanya pemda sudah selesaikan masalah itu jadi itu masalah pemda dengan Ibu Maria dan warga. Kita akan mencoba menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan," katanya.
(nal/nrl)