"Berdasarkan surat keterangan dokter, kondisi jiwa pelaku tidak memungkinan proses hukum berlanjut," kata Kabid Humas Polda Sulselbar Kombes Endi Sutendi ketika dihubungi detikcom, Selasa (16/4/2013).
Endi menambahkan, dugaan adanya kelalaian dari perawat yang bertugas menangani tiga pasien tersebut masih dalam proses penyelidikan aparat Polsek Mamajang. Sejauh ini, hasil pemeriksaan diketahui ketiga pasien ini diikat di ranjangnya. Hal tersebut sudah sesuai dengan prosedur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peristiwa tragis itu terjadi di ruang observasi RSK Dadi, Sabtu (13/4/2013) lalu. Saat kejadian, kedua korban dan pelaku berada dalam satu kamar tanpa penjagaan perawat. Saat perawat datang, kondisi kedua korban terbujur kaku dengan muka tertutup bantal, sedangkan pelaku bersembunyi di kamar mandi.
Kedua korban berasal dari Kampung Pucue, Desa Paopao, Kec. Taneterilau, Kab. Barru, Sulsel, dirujuk keluarganya ke RS Dadi sehari sebelum kejadian, Jumat, (12/4) sekitar pukul 23.00 WITA. Alasannya kedua korban sering mengamuk di rumah orangtuanya. Sedangkan, pelaku yang berasal dari Desa Madando, Kec. Makale, Kab. Tana Toraja, Sulsel dimasukkan keluarganya juga pada hari Jumat pagi (12/4). Pelaku diketahui sudah beberapa kali dirawat di RSK Dadi.
Jenazah kedua korban diambil dari ruang jenazah RS Bhayangkara oleh pihak keluarganya, Minggu (14/4). Keduanya dikebumikan di kampung Pucue, Desa Paopao, Kec. Taneterilau, Kab. Barru, Sulsel.
Sementara pelaku diamankan di ruang isolasi RSJ Dadi. Pihak rumah sakit sendiri masih enggan memberi keterangan terkait tewasnya dua pasien kembar yang dibunuh rekannya sendiri.
(mna/try)