Seperti dilansir thefullsignal.com, Selasa (16/4/2013), otoritas kota Boston meredam atau mematikan sementara seluruh jaringan telepon di wilayahnya. Hal ini akan berlangsung selama beberapa waktu pasca ledakan terjadi. Namun belum diketahui hingga kapan. Keputusan ini dilakukan demi alasan keamanan, karena dikhawatirkan adanya ledakan yang lain yang dipicu dengan menggunakan telepon genggam.
Namun di sisi lain, matinya jaringan telepon ini mempersulit para korban untuk berkomunikasi dengan kerabat dan keluarganya. Juga mempersulit para petugas medis untuk berkoordinasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalang di balik ledakan ini belum diketahui. Aparat setempat masih melakukan penyelidikan secara cepat. Namun Gedung Putih telah mengeluarkan pernyataan dengan menyebut ledakan ini sebagai aksi teror.
"Setiap insiden dengan adanya banyak ledakan -- seperti saat ini -- jelas-jelas merupakan aksi teror, dan akan diselidiki sebagai kasus terorisme," ujar seorang pejabat Gedung Putih, seperti dilansir Reuters.
Dua ledakan terjadi di dekat garis akhir (finish) event maraton Boston Marathon, yang berjarak 50-100 meter dari para pelari. Dilaporkan 3 orang tewas, termasuk seorang anak berusia 8 tahun, dan lebih dari 100 orang lainnya luka-luka akibat ledakan ini.
Ledakan ketiga dilaporkan terjadi beberapa saat kemudian di perpustakaan John F Kennedy yang letaknya 3 mil dari garis akhir Boston Marathon.
(nvc/ita)