"Dalam modus penyelundupan kali ini mereka mengemas rapi dalam dus susu, kopi atau makanan. Barang-barang tersebut merupakan barang yang lazim keluar masuk Malaysia-Indonesia. Sehingga jarang menimbulkan kecurigaan," ujar Deputi Pemberantasan, Irjen Benny Mamoto dalam keterangan persnya di kantor BNN, Cawang, Jakarta Timur, Senin (15/4/2013).
Bila hanya dilihat sekilas, mungkin petugas dapat terkecoh sehingga barang haram tersebut dapat lolos. "Karena kita punya background deteksi sehingga sabu tersebut dapat digagalkan, kalau petugas bea cukai, tidak teliti bisa lewat," lanjutnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Biasanya para pelaku akan menunjukkan rasa gelisah dan takut ketika barang bawaan mereka diperiksa." tuturnya.
Benny mengakui wilayah indonesia memiliki titik kerawanan di setiap perbatasan, karena dibeberapa tempat setiap speedboat melintas tidak dilakukan pemeriksaan.
"Jaringan narkoba ini berasal dari Afrika, India kemudian masuk ke Tawau, Malaysia. Dari Tawau diselundupkan ke Sebatik, Nunukan hingga daerah Sulawesi," tuturnya.
Oleh karena itu Benny mengatakan sudah seharusnya masyrakat membangun kewaspadaan. "Dengan diberikan edukasi dan sosialisasi tentang modus serta bahaya narkotika." tandasnya.
(edo/fdn)